Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini mengunjungi korban terdampak banjir di Kecamatan Pakuli, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu.

"Memang biasanya yang berat itu saat tinggal di lembah dan lereng sehingga harus ada rencana khusus dalam pengelolaan air agar tidak masuk ke pemukiman penduduk," kata Tri Rismaharini di Sigi, Rabu.
 
Ia menjelaskan pada prinsipnya pengelolaan aliran sungai itu harus dimulai dari bagian hulu yang kemudian beriringan dengan penataan pada bagian bawah atau hilir.
 
Bagian hilir itu, lanjut Risma, pemerintah setempat agar membangun tanggul yang tebal bertujuan untuk mencegah masuknya air ke lingkungan pemukiman warga.
 
Akan tetapi, diakuinya hal tersebut memakan waktu yang cukup lama sehingga penanganan secara cepat untuk jangka pendek adalah memastikan kebersihan sungai dari sisa-sisa material banjir.

"Untuk hal itu kami sudah berkoordinasi dengan pihak PUPR mudah-mudahan bisa dikerjakan karena kalau sudah di tanggul tidak akan lagi masuk ke pemukiman warga dan kalau itu tidak ditutup maka mereka harus pindah padahal tidak mudah dicarikan lahan," jelasnya.
 
Dalam kunjungan tersebut, Mensos Risma juga menyalurkan bantuan dengan total nilai Rp878 juta kepada Pemerintah Kabupaten Sigi untuk digunakan sebagai dana kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.
 
"Dana itu untuk digunakan membangun lumbung karena diperkirakan ini akan sampai Januari atau Februari paling berat itu pada November nanti sehingga kalau ada akses yang putus disini masih bisa bertahan memiliki stok logistik dengan mandiri," demikian Risma.
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini (tengah) membagikan paket bantuan untuk anak-anak korban terdampak banjir di Kecamatan Pakuli, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (7/9/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi

 
 

Pewarta: Muhammad Izfaldi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022