Dinas Perkebunan Provinsi Jambi mencatat sampai dengan tahun ini ada sekitar dua ribu (2.000) hektare kebun karet rakyat yang mulai beralih menanam kelapa sawit hal ini karena faktor perbedaan harga kedua komoditi jauh berbeda.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal di Jambi Kamis mengatakan harga karet yang membuat para petani karet beralih menanam sawit dan rela menumbang atau memotong pohon karet miliknya dan kemudian diganti sama tanaman baru bibit sawit.
"Ini disebabkan karena murahnya harga karet dan sulitnya mendapatkan hasil jumlah yang maksimal dalam sekali nyadap akibat pengaruh cuaca dan penyakit tanaman karet itu membuat petani karet tidak mau menyadap karet nya," katanya.
Saat ini para petani perkebunan karet banyak yang beralih ke kebun sawit dan bahkan banyak kebun karet yang di tumbang, digantikan ke tanaman sawit sehingga untuk luasan kebun karet di Jambi selalu terjadi penurunan sedang kebun sawit terus bertambah jumlah luasnya di Jambi.
"Yang menarik para petani karet beralih ke sawit adalah karena tanaman sawit memiliki harga jual yang fantastis dan hasil panen nya juga berlimpah bila dibandingkan dengan karet untuk mendapatkan hasil panen maksimal susah dan ditambah tidak ada kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Agusrizal.
Untuk saat ini apalagi harga sawit di Jambi cukup menggiurkan di atas Rp2.000 dan ditambah bila sekali panen petani sawit bisa dapat dalam jumlah besar hingga ton dan dibandingkan harga karet yang hanya capai Rp7.000 per kilo namun untuk mendapatkan hasil dalam jumlah besar sangat sulit sehingga lebih unggul sawit dibandingkan karet.
Agusrizal memperkirakan sudah lebih dari dua ribu hektar lahan karet di Provinsi Jambi yang beralih menjadi kebun sawit dan dari pendapatan saja sudah berbeda dalam satu hari petani karet hanya mampu menyadap lima ratus batang karet dengan harga jual hanya Rp100 ribu.
Saat ini untuk luas kebun karet di Provinsi Jambi diperkirakan hanya mencapai 671 ribu hektar dan Dinas Perkebunan Jambi juga memperkirakan jumlah tersebut akan terus berkurang dan para petani karet Jambi masih jauh dari sejahtera. Sehingga sangat wajar dengan harga karet yang terlalu murah, mereka para petani karet beralih menjadi petani sawit.
Sementara itu, Misran salah satu petani karet yang beralih ke sawit di Kabupaten Tebo mengatakan selain batang pohon karet yang sudah tua dan rusak kemudian hasil panen yang tidak maksimal membuat kami beralih ke tanaman sawit yang lebih menjanjikan hasil dan pendapatannya.
Untuk kali ini ada beberapa hektare lahan kebun karet saya yang akan diganti ke tanaman sawit dan berharap dalam waktu dekat sudah bisa terlaksana.
"Harganya murah, mencari tukang sadap atau deres juga susah makanya kita beralih ke tanaman sawit dan apabila berkebun sawit perawatannya tidak terlalu sulit dan tidak setiap hari harus pergi ke kebun karena panen sawit dua minggu sekali panen, jadi masih ada waktu untuk bekerja lainnya," kata Misran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal di Jambi Kamis mengatakan harga karet yang membuat para petani karet beralih menanam sawit dan rela menumbang atau memotong pohon karet miliknya dan kemudian diganti sama tanaman baru bibit sawit.
"Ini disebabkan karena murahnya harga karet dan sulitnya mendapatkan hasil jumlah yang maksimal dalam sekali nyadap akibat pengaruh cuaca dan penyakit tanaman karet itu membuat petani karet tidak mau menyadap karet nya," katanya.
Saat ini para petani perkebunan karet banyak yang beralih ke kebun sawit dan bahkan banyak kebun karet yang di tumbang, digantikan ke tanaman sawit sehingga untuk luasan kebun karet di Jambi selalu terjadi penurunan sedang kebun sawit terus bertambah jumlah luasnya di Jambi.
"Yang menarik para petani karet beralih ke sawit adalah karena tanaman sawit memiliki harga jual yang fantastis dan hasil panen nya juga berlimpah bila dibandingkan dengan karet untuk mendapatkan hasil panen maksimal susah dan ditambah tidak ada kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Agusrizal.
Untuk saat ini apalagi harga sawit di Jambi cukup menggiurkan di atas Rp2.000 dan ditambah bila sekali panen petani sawit bisa dapat dalam jumlah besar hingga ton dan dibandingkan harga karet yang hanya capai Rp7.000 per kilo namun untuk mendapatkan hasil dalam jumlah besar sangat sulit sehingga lebih unggul sawit dibandingkan karet.
Agusrizal memperkirakan sudah lebih dari dua ribu hektar lahan karet di Provinsi Jambi yang beralih menjadi kebun sawit dan dari pendapatan saja sudah berbeda dalam satu hari petani karet hanya mampu menyadap lima ratus batang karet dengan harga jual hanya Rp100 ribu.
Saat ini untuk luas kebun karet di Provinsi Jambi diperkirakan hanya mencapai 671 ribu hektar dan Dinas Perkebunan Jambi juga memperkirakan jumlah tersebut akan terus berkurang dan para petani karet Jambi masih jauh dari sejahtera. Sehingga sangat wajar dengan harga karet yang terlalu murah, mereka para petani karet beralih menjadi petani sawit.
Sementara itu, Misran salah satu petani karet yang beralih ke sawit di Kabupaten Tebo mengatakan selain batang pohon karet yang sudah tua dan rusak kemudian hasil panen yang tidak maksimal membuat kami beralih ke tanaman sawit yang lebih menjanjikan hasil dan pendapatannya.
Untuk kali ini ada beberapa hektare lahan kebun karet saya yang akan diganti ke tanaman sawit dan berharap dalam waktu dekat sudah bisa terlaksana.
"Harganya murah, mencari tukang sadap atau deres juga susah makanya kita beralih ke tanaman sawit dan apabila berkebun sawit perawatannya tidak terlalu sulit dan tidak setiap hari harus pergi ke kebun karena panen sawit dua minggu sekali panen, jadi masih ada waktu untuk bekerja lainnya," kata Misran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022