Harga minyak anjlok sekitar dua dolar per barel ke level terendah dalam dua minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor menjadi lebih khawatir bahwa data ekonomi baru-baru ini akan berarti kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank-bank sentral, menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar. Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April merosot 2,41 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi menetap pada 74,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April tergelincir 2,45 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi ditutup pada 80,60 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Tingkat penyelesaian kedua harga acuan tersebut merupakan yang terendah sejak 3 Februari.

Risalah dari pertemuan Federal Reserve AS terbaru menunjukkan mayoritas pejabat Fed setuju bahwa risiko inflasi tinggi tetap menjadi "faktor kunci" yang membentuk kebijakan moneter dan menjamin kelanjutan kenaikan suku bunga sampai inflasi terkendali.

"Sementara data ekonomi AS yang lebih baik berarti permintaan minyak yang lebih baik, kekhawatirannya adalah bahwa hal ini memaksa Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

"Ini juga mendukung dolar AS, yang tidak membantu minyak."

Indeks dolar AS naik untuk sesi kedua berturut-turut, membuat minyak berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, laporan ekonomi AS lainnya menunjukkan beberapa tanda yang meresahkan bagi konsumen minyak terbesar dunia itu. Penjualan rumah yang ada atau existing homes turun pada Januari ke level terendah sejak Oktober 2010.

Stok minyak mentah AS telah meningkat setiap minggu selama sekitar dua bulan, dan diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters telah meningkat 2,1 juta barel minggu lalu.

American Petroleum Institute (API), sebuah grup industri, akan merilis laporan persediaannya pada pukul 16.30 waktu setempat (21.30 GMT).

Permintaan minyak mentah juga secara musiman lebih rendah karena kilang-kilang utama AS sedang dalam musim pemeliharaan, kata analis Price Group Phil Flynn.

Sekitar 1,44 juta barel per hari kapasitas penyulingan AS diperkirakan akan offline pada pekan yang berakhir 3 Maret, menurut perusahaan riset energi IIR.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023