Houston (ANTARA) - Harga minyak turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kekhawatiran permintaan yang berasal dari peningkatan stok bensin AS dan lemahnya data manufaktur secara global melebihi optimisme seputar penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober tergelincir 75 sen atau 0,90 persen menjadi ditutup pada 78,89 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Stok bensin AS naik 1,5 juta barel pada pekan lalu, dibandingkan perkiraan para analis yang memprediksi penurunan sebanyak 888.000 barel.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 6,1 juta barel dalam sepekan hingga 18 Agustus, menurut Badan Informasi Energi (EIA), dibantu oleh aktivitas penyulingan yang kuat dan tingkat ekspor yang tinggi. Para analis memperkirakan penurunan sebesar 2,8 juta barel.
“Data EIA beragam,” kata John Kilduff, partner di Again Capital.
Meskipun kilang-kilang terus beroperasi dengan kecepatan tinggi dan menghabiskan persediaan minyak, permintaan bahan bakar belum terlalu kuat karena kondisi ekonomi yang sulit, Kilduff menambahkan.
Data manufaktur dari sejumlah survei indeks manajer pembelian (PMI) memberikan gambaran suram mengenai kesehatan perekonomian di seluruh dunia.
Jepang melaporkan penurunan aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut pada Agustus. Aktivitas bisnis zona euro juga menurun lebih dari perkiraan, khususnya di Jerman. Perekonomian Inggris tampaknya akan menyusut pada kuartal ini, dan berada dalam bahaya jatuh ke dalam resesi.
Aktivitas bisnis AS mendekati titik stagnasi pada Agustus, dengan pertumbuhan paling lemah sejak Februari.
Pasar juga mencari petunjuk mengenai prospek suku bunga ketika pejabat Federal Reserve dan pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ) mengunjungi Jackson Hole, Wyoming, pada Kamis waktu setempat.
Pembicaraan telah bergeser untuk mempertahankan suku bunga pada kondisi saat ini – namun lebih lama dari perkiraan sebelumnya – daripada menaikkannya lebih lanjut.
Dari sisi pasokan, produksi minyak mentah Iran akan mencapai 3,4 juta barel per hari pada akhir September, kata menteri perminyakan negara itu seperti dikutip oleh media pemerintah, meskipun sanksi AS masih berlaku.
Arab Saudi kemungkinan akan memperpanjang pengurangan minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk bulan ketiga berturut-turut hingga Oktober, kata lima analis, di tengah ketidakpastian mengenai pasokan dan ketika kerajaan tersebut menargetkan pengurangan persediaan global lebih lanjut.