Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto melaunching Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) Sekaligus Pencanangan Kampung Keluarga Berkualitas Di Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Rabu (1/3).
Bonivasius dalam kesempatan mengapresiasi Pemerintah Kota Jambi yang telah mendukung berbagai Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Program Percepatan Penurunan Stunting di Kota Jambi, khususnya pada Program Kampung Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat Atasi Stunting.
"Apresiasi kami kepada Kota Jambi yang telah melakukan pembentukan serta pengelolaan terhadap 12 Kampung Keluarga Berkualitas pada 11 kecamatan. Dan pada hari ini kita bersama-sama melaunching program intervensi gizi berbasis masyarakat dalam rangka pelaksanaan percepatan penurunan Stunting sekaligus mencanangkan Kampung Keluarga Berkualitas yang baru," katanya.
Dia menjelaskan, Kampung Keluarga Berkualitas dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menekankan pada penguatan institusi keluarga dan masyarakat, melalui intervensi program dan kegiatan dengan pendekatan siklus kehidupan manusia.
Sejak dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2016 di Dusun Jenawi, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan nama Kampung Keluarga Berencana, Kampung Keluarga berkualitas telah berkembang sebanyak 20.643 Kampung KB pada tahun 2022.
"Kampung Keluarga Berkualitas merupakan konsep percepatan pembangunan keluarga dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat oleh lintas sektor dan pihak di berbagai level pemerintahan yang terintegrasi dan konvergen atau secara gotong royong," jelasnya
Melalui Kampung Keluarga Berkualitas diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dari keluarga berkualitas dengan karakteristik keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia yang pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan nasional secara luas.
Bonivasius meyakini bahwa skenario pembangunan Kampung Keluarga Berkualitas dapat menjadi skenario percepatan dan penanganan persoalan terkait Stunting dan kemiskinan ekstrim.
"Kami menyadari bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia membutuhkan dukungan berbagai sektor dan pihak yang terintegrasi, maka kolaborasi dan konvergensi dalam kerangka penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas menjadi salah satu faktor penentu keberhasilannya," ujarnya.
Untuk mendorong kolaborasi dan konvergensi, presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas. Inpres tersebut memberi amanat kepada kementerian/lembaga dan pemerintahan di semua level untuk berkoordinasi dan berkolaborasi dalam penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas di seluruh pelosok Indonesia. Koordinasi dilakukan mulai dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga pelaksanaan penilaian sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Menurutnya, selain pihak pemerintah, sektor non pemerintah, seperti dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi dan organisasi profesi, organisasi keagamaan, mitra pembangunan dan partisipasi masyarakatnya dapat terlibat dalam pelaksanaan optimalisasi Kampung Keluarga Berkualitas.
Iya juga mengimbau kepada lintas sektor tidak lagi melihat Kampung Keluarga Berkualitas adalah milik BKKBN, namun menjadi program bersama dimana semua pihak dapat melaksanakan tupoksinya secara sinergis dan konvergen.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Munawar Ibrahim juga menjelaskan, DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Keluarga berkualitas dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
"Melalui DASHAT diharapkan kebutuhan gizi masyarakat, khususnya keluarga risiko stunting terpenuhi, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyediaan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal keluarga di desa dan kelurahan, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga, baik melalui penyediaan gizi yang baik untuk keluarga maupun keterlibatan dalam kelompok usaha keluarga yang berkelanjutan," kata Munawar.
DASHAT katanya dikembangkan sebagai upaya pencegahan Stunting melalui intervensi gizi spesifik dalam rangka percepatan penurunan Stunting yang mengabungkan kekuatan pengelola negara, ketersediaan sumber daya lokal dan pemenuhan tanggung jawab/kepedulian sosial masyarakat, sehingga gotong royong menjadi kata kunci kesuksesan program ini.
Untuk dapat berkelanjutan, DASHAT dapat disinergikan dengan kegiatan dari sektor lain, dukungan dari Program Percepatan Penurunan Stunting, seperti Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dan bekerjasama dengan organisasi non pemerintah yang memiliki ketertarikan pada isu pangan, kesehatan, anak dan perempuan.
"Besar harapan kami bahwa setiap kelurahan dan desa di Kota Jambi dapat melaksanakan membentuk dan menyelenggarakan DASHAT sebagai program regular dan berkelanjutan. Sebab, setiap desa/kelurahan pasti akan selalu ada ibu hamil, ibu menyusui dan baduta yang membutuhkan pendampingan pangan berkualitas untuk mencegah kemunculan anak-anak stunting.
Munawar juga mengungkapkan, salah satu intervensi yang dilakukan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kampung Keluarga Berkualitas adalah dengan pendekatan konvergenitas dan partisipatif. Bentuk intervensinya yakni melalui pemberian makanan bergizi seimbang bagi Keluarga Risiko Stunting (KRS) dengan optimalisasi bahan pangan lokal dalam kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting.
Sementara itu, Wakil Walikota Jambi, Dr Maulana, dalam kesempatan itu mengatakan ujung tombak pembangunan adalah keluarga dan semua diawali dari keluarga.
"Jangan sampai dalam keluarga kekurangan gizi, optimis stunting di Kota Jambi akan turun terus. Kita harus bersinergi lintas sektoral terus menerus dalam upaya menurunkan stunting," kata Maulana.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023
Bonivasius dalam kesempatan mengapresiasi Pemerintah Kota Jambi yang telah mendukung berbagai Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Program Percepatan Penurunan Stunting di Kota Jambi, khususnya pada Program Kampung Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat Atasi Stunting.
"Apresiasi kami kepada Kota Jambi yang telah melakukan pembentukan serta pengelolaan terhadap 12 Kampung Keluarga Berkualitas pada 11 kecamatan. Dan pada hari ini kita bersama-sama melaunching program intervensi gizi berbasis masyarakat dalam rangka pelaksanaan percepatan penurunan Stunting sekaligus mencanangkan Kampung Keluarga Berkualitas yang baru," katanya.
Dia menjelaskan, Kampung Keluarga Berkualitas dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menekankan pada penguatan institusi keluarga dan masyarakat, melalui intervensi program dan kegiatan dengan pendekatan siklus kehidupan manusia.
Sejak dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2016 di Dusun Jenawi, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan nama Kampung Keluarga Berencana, Kampung Keluarga berkualitas telah berkembang sebanyak 20.643 Kampung KB pada tahun 2022.
"Kampung Keluarga Berkualitas merupakan konsep percepatan pembangunan keluarga dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat oleh lintas sektor dan pihak di berbagai level pemerintahan yang terintegrasi dan konvergen atau secara gotong royong," jelasnya
Melalui Kampung Keluarga Berkualitas diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dari keluarga berkualitas dengan karakteristik keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia yang pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan nasional secara luas.
Bonivasius meyakini bahwa skenario pembangunan Kampung Keluarga Berkualitas dapat menjadi skenario percepatan dan penanganan persoalan terkait Stunting dan kemiskinan ekstrim.
"Kami menyadari bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia membutuhkan dukungan berbagai sektor dan pihak yang terintegrasi, maka kolaborasi dan konvergensi dalam kerangka penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas menjadi salah satu faktor penentu keberhasilannya," ujarnya.
Untuk mendorong kolaborasi dan konvergensi, presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas. Inpres tersebut memberi amanat kepada kementerian/lembaga dan pemerintahan di semua level untuk berkoordinasi dan berkolaborasi dalam penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas di seluruh pelosok Indonesia. Koordinasi dilakukan mulai dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga pelaksanaan penilaian sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Menurutnya, selain pihak pemerintah, sektor non pemerintah, seperti dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi dan organisasi profesi, organisasi keagamaan, mitra pembangunan dan partisipasi masyarakatnya dapat terlibat dalam pelaksanaan optimalisasi Kampung Keluarga Berkualitas.
Iya juga mengimbau kepada lintas sektor tidak lagi melihat Kampung Keluarga Berkualitas adalah milik BKKBN, namun menjadi program bersama dimana semua pihak dapat melaksanakan tupoksinya secara sinergis dan konvergen.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Munawar Ibrahim juga menjelaskan, DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Keluarga berkualitas dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
"Melalui DASHAT diharapkan kebutuhan gizi masyarakat, khususnya keluarga risiko stunting terpenuhi, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyediaan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal keluarga di desa dan kelurahan, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga, baik melalui penyediaan gizi yang baik untuk keluarga maupun keterlibatan dalam kelompok usaha keluarga yang berkelanjutan," kata Munawar.
DASHAT katanya dikembangkan sebagai upaya pencegahan Stunting melalui intervensi gizi spesifik dalam rangka percepatan penurunan Stunting yang mengabungkan kekuatan pengelola negara, ketersediaan sumber daya lokal dan pemenuhan tanggung jawab/kepedulian sosial masyarakat, sehingga gotong royong menjadi kata kunci kesuksesan program ini.
Untuk dapat berkelanjutan, DASHAT dapat disinergikan dengan kegiatan dari sektor lain, dukungan dari Program Percepatan Penurunan Stunting, seperti Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dan bekerjasama dengan organisasi non pemerintah yang memiliki ketertarikan pada isu pangan, kesehatan, anak dan perempuan.
"Besar harapan kami bahwa setiap kelurahan dan desa di Kota Jambi dapat melaksanakan membentuk dan menyelenggarakan DASHAT sebagai program regular dan berkelanjutan. Sebab, setiap desa/kelurahan pasti akan selalu ada ibu hamil, ibu menyusui dan baduta yang membutuhkan pendampingan pangan berkualitas untuk mencegah kemunculan anak-anak stunting.
Munawar juga mengungkapkan, salah satu intervensi yang dilakukan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kampung Keluarga Berkualitas adalah dengan pendekatan konvergenitas dan partisipatif. Bentuk intervensinya yakni melalui pemberian makanan bergizi seimbang bagi Keluarga Risiko Stunting (KRS) dengan optimalisasi bahan pangan lokal dalam kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting.
Sementara itu, Wakil Walikota Jambi, Dr Maulana, dalam kesempatan itu mengatakan ujung tombak pembangunan adalah keluarga dan semua diawali dari keluarga.
"Jangan sampai dalam keluarga kekurangan gizi, optimis stunting di Kota Jambi akan turun terus. Kita harus bersinergi lintas sektoral terus menerus dalam upaya menurunkan stunting," kata Maulana.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023