Jambi (ANTARA) - BKKBN Jambi mencatat prevalensi stunting Provinsi Jambi 2023 sebesar 13,5 persen yang menunjukkan berada di peringkat kedua nasional atau terbaik kedua setelah Bali peringkat pertama dengan angka 7,2 persen.
"Pada 2023 angka stunting Jambi turun 18 persen dibandingkan tahun 2022. Ini yang membuat Jambi berada diperingkat dua nasional setelah Bali," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Jambi Putut Riyatno di Jambi, Rabu.
Angka ini melebih target yang ditetapkan tahun 2023 yang mencapai 14 persen dimana angka prevalensi stunting secara nasional tahun 2023 mencapai 21,5 turun 0,1 dibanding 2022 yang mencapai 21,6 persen, sedangkan untuk Provinsi Jambi berdasarkan survei kesehatan Indonesia tahun 2023 angka stunting turun dari 18 persen menjadi 13,5 persen.
"Jambi sudah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 14 persen dan patut disyukuri atas capaian tersebut, kami mengapresiasi koordinasi dan dukungan semua pihak atas program percepatan penurunan angka stunting di Jambi," kata Putut.
Turunnya angka stunting di Jambi berkat kerja sama semua lintas sektor pemerintah, nonpemerintah dan swasta termasuk perusahaan yang memberi kontribusi terhadap program bapak asuh anak stunting.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jambi Abdullah Sani mengapresiasi capaian tersebut dimana penurunan angka stunting ini merupakan prestasi luar biasa.
Penurunan angka stunting ini kerja yang tidak sederhana dan tidak serta merta, untuk itu pemerintah mengajak seluruh komponen masyarakat terkait untuk penurunan angka stunting sebagai upaya peningkatan SDM sesuai misi ketiga Provinsi Jambi dalam memantapkan kualitas SDM.