Badan Restorasi Gambut dan Manggrove (BRGM) Republik Indonesia melakukan kunjungan lapangan di Jambi untuk melihat secara langsung kesiapan sarana dan prasarana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah rentan kebakaran, Senin (14/6).

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono mengatakan Provinsi Jambi memiliki wilayah gambut yang luas sehingga rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terkhusus wilayah gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, bahkan hampir setiap tahun bencana karhutla ini terjadi.

Meski saat ini terjadi penurunan tajam, karhutla di Jambi masih menjadi masalah yang serius bagi masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) setempat. 

BRGM saat ini memonitoring pekerjaan restorasi gambut di Jambi khususnya di Desa Pandan Sejahtera. 

Restorasi gambut ini dilakukan dengan tiga metode yaitu, pembasahan kembali, penanaman dan perbaikan tingkat hidup serta kesejahteraan.

"Seperti yang kita kunjungi tadi, mulai dari yang pertama memantau hasil dari restorasi dengan melihat APTMA, yaitu alat yang dipasang untuk melaporkan secara otomatis ke kantor melalui server, mulai dari curah hujan, ketinggian muka air tanah dan kelembaban," ujarnya. 

BRGM juga membangun sekat-sekat kanal sehingga pengeringan terhadap air bisa ditahan, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti memberikan bantuan awal untuk ternak sapi dan penyadapan getah jelutung yang sedang dikembangkan. 

"Jadi intervensi yang dilakukan secara umum sudah selesai, tinggal memastikan apakah sekat-sekat kanal nya berfungsi dengan baik, dan lokasinya tepat, serta monitoring pembangunan sumur bor apakah sudah berfungsi dengan baik," kata Hartono. 

Hartono menambahkan, di akhir jabatan, dirinya ingin memastikan apakah target yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia 1,2  juta hektare sesuai Perpres 120 tahun 2020 bisa terealisir secara keseluruhan. 

"Untuk saat ini hampir 80 persen terealisasi, akan tetapi, semua kegiatan yang kita lakukan, terjaga kelanjutannya, salah satunya yaitu pendidikan kurikulum gambut dan diharapkan memiliki kader-kader yang memahami tentang gambut," ujar dia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi  Ahmad Bestari mengatakan pihaknya berharap adanya pemanfaatan Dana Desa untuk penanganan karhutla.

"Sejauh ini sudah ada beberapa Desa yang menganggarkan khusus untuk pencegahan karhutla Rp10 juta hingga 20 juta," kata dia. 

Untuk kedepannya provinsi jambi akan menganggarkan kegiatan pencegahan karhutla ini. 

"Sekarang kita gunakan skema yang sudah ada dari BRGM. Selanjutnya tentu akan mencari sumber atau dana untuk melanjutkan kegiatan yang telah dibangun oleh BRGM," kata dia.

Suwarno Ketua Kelompok Tani Desa Pandan Sejahtera mengatakan, semenjak adanya sekat kanal pada 2017 lalu hingga saat ini tidak terjadi kebakaran di Desa Pandan Sejahtera. 

"Alhamdulillah dengan adanya sekat kanal, dan sejak adanya alat monitoring ini membuat penurunan  kebakaran di daerah gambut, khususnya di daerah kami sudah tidak terjadi kebakaran lagi," kata dia.

Pewarta: Agus Suprayitno

Editor : Dolly Rosana


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023