Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan minyak sawit mentah (cpo) di Provinsi Jambi mengalami penurunan pekan ini dipengaruhi harga minyak bumi di pasaran global.
Kepala Dinas Perkebuan (Kadisbun) Provinsi Jambi Agusrizal di Jambi, Jumat, mengatakan penurunan harga TBS kelapa sawit di Provinsi Jambi ini terjadi secara simultan.
Walau penurunan harga yang tidak terlalu signifikan namun mempengaruhi pendapatan petani dalam beberapa bulan terakhir.
"Turunnya harga minyak bumi yang juga sangat berpengaruh pada bio solar, termasuk juga bahan bakunya sawit," katanya.
Penurunan harga TBS kelapa sawit di Provinsi Jambi ini juga dipengaruhi penolakan sejumlah negara di Eropa terhadap produk cpo dari Indonesia dan Malaysia.
Penolakan dari Eropa tersebut disebabkan oleh beberapa alasan.
Saat ini pemerintah Indonesia berupaya agar cpo bisa diterima kembali di negara Eropa.
Agus menyebutkan pemerintah sangat sulit dalam memberikan solusi jika dipengaruh penurunan harga datang dari pasar dunia.
"Kalo pasar itu ya sulit diintervensi dan kita yang bisa cuma pada saat rapat menggali apa yang terjadi di pasar kemudian apa langkah-langkah yang bisa dilakukan termasuk kemitraan," ujar dia.
Pemprov Jambi mendorong para petani untuk mencoba memisahkan kualitas buah kelapa sawit, yakni yang matang dan yang belum.
Meskipun sedang mengalami penurunan harga, ia menegaskan bahwa sampai saat ini penjualan TBS kelapa sawit tetap dilakukan di Provinsi Jambi.
"Penjualan tetap, semua pabrik buka dan semua pabrik menerima tidak seperti kemarin stop ekspor," kata Agusrizal.
Untuk di tingkat petani yang non mitra dengan pemerintah untuk harga TBS kelapa sawit yang paling rendah Rp1.500 - Rp1.600 per kilogram, dimana perbedaan harga antara petani mitra dengan non mitra dengan pemerintah sekitar Rp400 - Rp500 per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023
Kepala Dinas Perkebuan (Kadisbun) Provinsi Jambi Agusrizal di Jambi, Jumat, mengatakan penurunan harga TBS kelapa sawit di Provinsi Jambi ini terjadi secara simultan.
Walau penurunan harga yang tidak terlalu signifikan namun mempengaruhi pendapatan petani dalam beberapa bulan terakhir.
"Turunnya harga minyak bumi yang juga sangat berpengaruh pada bio solar, termasuk juga bahan bakunya sawit," katanya.
Penurunan harga TBS kelapa sawit di Provinsi Jambi ini juga dipengaruhi penolakan sejumlah negara di Eropa terhadap produk cpo dari Indonesia dan Malaysia.
Penolakan dari Eropa tersebut disebabkan oleh beberapa alasan.
Saat ini pemerintah Indonesia berupaya agar cpo bisa diterima kembali di negara Eropa.
Agus menyebutkan pemerintah sangat sulit dalam memberikan solusi jika dipengaruh penurunan harga datang dari pasar dunia.
"Kalo pasar itu ya sulit diintervensi dan kita yang bisa cuma pada saat rapat menggali apa yang terjadi di pasar kemudian apa langkah-langkah yang bisa dilakukan termasuk kemitraan," ujar dia.
Pemprov Jambi mendorong para petani untuk mencoba memisahkan kualitas buah kelapa sawit, yakni yang matang dan yang belum.
Meskipun sedang mengalami penurunan harga, ia menegaskan bahwa sampai saat ini penjualan TBS kelapa sawit tetap dilakukan di Provinsi Jambi.
"Penjualan tetap, semua pabrik buka dan semua pabrik menerima tidak seperti kemarin stop ekspor," kata Agusrizal.
Untuk di tingkat petani yang non mitra dengan pemerintah untuk harga TBS kelapa sawit yang paling rendah Rp1.500 - Rp1.600 per kilogram, dimana perbedaan harga antara petani mitra dengan non mitra dengan pemerintah sekitar Rp400 - Rp500 per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023