Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan Drg Rani Handayani mengatakan deteksi dini menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi kanker mulut.
"Kita dapat berperan dalam menurunkan angka kanker mulut dengan melakukan deteksi dini kelainan di dalam mulut yang dapat dilakukan oleh perorangan di rumah yang dikenal dengan Samuri yakni periksa mulut sendiri," kata dia di Tangerang, Banten, Selasa
Ia mengatakan bila terdapat perubahan di dalam mulut maka disarankan melakukan pemeriksaan rongga mulut ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis penyakit mulut
"Ketika kanker mulut terdeteksi lebih awal, terapi yang diterima tidak akan kompleks dan risiko perburukan dapat dihindari," kata dia.
Ia menjelaskan kanker mulut salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab kanker rongga mulut hingga saat ini belum diketahui dengan pasti karena terjadinya multi faktorial dan kompleks.
Data pada 2017, Indonesia memiliki insidensi kanker mulut sebesar 5.329 dari total 18.071 kasus. Jumlah kasus tersebut menyebabkan kanker mulut di Indonesia menempati urutan ke-6 di Asia Tenggara.
“Angka tersebut seharusnya dapat diturunkan karena kanker mulut merupakan salah satu keganasan di dalam mulut yang dapat dicegah dengan melihat tanda klinis yang disebut prekanker atau lesi yang berpotensi menjadi kanker,” katanya.
Terdapat berbagai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker di rongga mulut. Risiko terjadinya kanker ini akan lebih meningkat apabila digabung antara berbagai faktor, seperti faktor epigenetik yakni konsumsi tembakau, mengunyah siri, konsumsi alkohol, pola makan dan gizi serta obat kumur yang mengandung alkohol
Selain itu, kata dia, infeksi virus, jamur dan bakteri, pasien imunokompromis paparan radiasi yang kontinu dan jangka panjang, pekerjaan yang berpeluang terpapar terus-menerus sinar UV dan zat kimia lainnya, faktor dalam mulut, genetik, umur, dan jenis kelamin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Kita dapat berperan dalam menurunkan angka kanker mulut dengan melakukan deteksi dini kelainan di dalam mulut yang dapat dilakukan oleh perorangan di rumah yang dikenal dengan Samuri yakni periksa mulut sendiri," kata dia di Tangerang, Banten, Selasa
Ia mengatakan bila terdapat perubahan di dalam mulut maka disarankan melakukan pemeriksaan rongga mulut ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis penyakit mulut
"Ketika kanker mulut terdeteksi lebih awal, terapi yang diterima tidak akan kompleks dan risiko perburukan dapat dihindari," kata dia.
Ia menjelaskan kanker mulut salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab kanker rongga mulut hingga saat ini belum diketahui dengan pasti karena terjadinya multi faktorial dan kompleks.
Data pada 2017, Indonesia memiliki insidensi kanker mulut sebesar 5.329 dari total 18.071 kasus. Jumlah kasus tersebut menyebabkan kanker mulut di Indonesia menempati urutan ke-6 di Asia Tenggara.
“Angka tersebut seharusnya dapat diturunkan karena kanker mulut merupakan salah satu keganasan di dalam mulut yang dapat dicegah dengan melihat tanda klinis yang disebut prekanker atau lesi yang berpotensi menjadi kanker,” katanya.
Terdapat berbagai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker di rongga mulut. Risiko terjadinya kanker ini akan lebih meningkat apabila digabung antara berbagai faktor, seperti faktor epigenetik yakni konsumsi tembakau, mengunyah siri, konsumsi alkohol, pola makan dan gizi serta obat kumur yang mengandung alkohol
Selain itu, kata dia, infeksi virus, jamur dan bakteri, pasien imunokompromis paparan radiasi yang kontinu dan jangka panjang, pekerjaan yang berpeluang terpapar terus-menerus sinar UV dan zat kimia lainnya, faktor dalam mulut, genetik, umur, dan jenis kelamin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024