"Metode kami dapat digunakan untuk mengidentifikasi sel yang terinfeksi virus dalam darah atau jaringan pada tahap yang sangat awal setelah infeksi, dengan aplikasi penting untuk imunologi dan biologi virus.
Terakhir (dan yang terpenting, menurut pendapat kami), alat tersebut dapat mengidentifikasi sel kanker (dan mungkin sel metastasis) di antara sel ganas dari spesimen manusia," tulis artikel tersebut.
Disebutkan pula bahwa alat itu akan mempercepat diagnostik dan terapi dalam pengobatan regeneratif, virologi serta biologi kanker.
Riset pengembangan alat AI itu dilakukan oleh tim ilmuwan asal Spanyol dan China.
Namun demikian, para peneliti mengakui bahwa masih ada keterbatasan sebelum teknologi tersebut siap untuk dilakukan ujicoba atau dimanfaatkan dalam pengaturan klinis, lapor portal berita Infosalus.
Sumber: Sputnik-OANA