Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/4) mengatakan bahwa secara keseluruhan risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan akibat influenza A (H5N1) baru-baru ini “kecil”.
Akan tetapi, bagi mereka yang terinfeksi dari burung, hewan atau lingkungan yang terkontaminasi, risiko penularannya “dianggap kecil hingga sedang", kata badan kesehatan dunia tersebut melalui pernyataan.
WHO menekankan bahwa penilaian risiko kemungkinan dapat berubah karena pihaknya masih mempelajari lebih lanjut.
“Virus tersebut telah ditemukan pada susu dan potensi perannya dalam transmisi masih diselidiki,” kata WHO seraya mengimbau masyarakat agar mengonsumsi susu pasteurisasi dan bukan susu mentah.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan bahwa satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1.
Flu burung pertama kali terdeteksi di peternakan Texas pada Maret dan temuan berikutnya mengindikasikan adanya virus tersebut pada puluhan peternakan di delapan negara bagian AS.
Data terbaru mengenai sampel susu menunjukkan bahwa wabah penyakit tersebut lebih tersebar luas di AS dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Akan tetapi, bagi mereka yang terinfeksi dari burung, hewan atau lingkungan yang terkontaminasi, risiko penularannya “dianggap kecil hingga sedang", kata badan kesehatan dunia tersebut melalui pernyataan.
WHO menekankan bahwa penilaian risiko kemungkinan dapat berubah karena pihaknya masih mempelajari lebih lanjut.
“Virus tersebut telah ditemukan pada susu dan potensi perannya dalam transmisi masih diselidiki,” kata WHO seraya mengimbau masyarakat agar mengonsumsi susu pasteurisasi dan bukan susu mentah.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan bahwa satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1.
Flu burung pertama kali terdeteksi di peternakan Texas pada Maret dan temuan berikutnya mengindikasikan adanya virus tersebut pada puluhan peternakan di delapan negara bagian AS.
Data terbaru mengenai sampel susu menunjukkan bahwa wabah penyakit tersebut lebih tersebar luas di AS dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024