Penelitian yang diterbitkan jurnal Lancet mengatakan, panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental Anda, menyebabkan peningkatan agresi, perilaku bunuh diri, kecenderungan depresi , dan penggunaan narkoba.
"Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa suhu di luar ruangan dapat memengaruhi kesehatan mental, yang khususnya mengkhawatirkan dalam konteks perubahan iklim,” tulis penelitian tersebut, seperti dikutip laman. Hindustan Times, Jumat.
Analisis tersebut menemukan bahwa suhu di luar ruangan dikaitkan dengan percobaan bunuh diri, kehadiran di rumah sakit atau masuk rumah sakit karena penyakit mental, dan dampak buruk terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat.
Sucheta Gore, Psikolog, Mpower menyarankan orang untuk tetap berada di dalam rumah selama kondisi gelombang panas dan melakukan aktivitas dengan lambat.
Gore mengatakan panas terik di musim panas dapat membuat seseorang menjadi marah dan mudah tersinggung dan seseorang tidak boleh menganggap remeh kesehatan mentalnya dan mengambil langkah untuk memperbaikinya.
"Dari meningkatnya kecemasan hingga meningkatnya depresi, panas terik dapat melampaui dunia fisik dan masuk ke dalam jiwa dari individu yang sudah bergulat dengan tekanan kehidupan modern. Temperatur yang lebih tinggi dapat menyebabkan orang merasa lebih marah, frustrasi, dan mudah tersinggung,” katanya.
Risiko tekanan emosional dan masalah kesehatan mental baik lainnya juga ada selama gelombang panas ekstrem. Penelitian menunjukkan bahwa area otak yang bertanggung jawab untuk menyusun dan menyelesaikan tugas-tugas kognitif yang kompleks terganggu oleh tekanan panas.
Gore menyarankan beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk melindungi kesehatan mental kita di tengah panas terik, seperti tetap terhidrasi, makan makanan sehat untuk kesehatan fisik, batasi aktivitas di luar, kenakan pakaian yang nyaman jika berpergian.
Selain itu, batasi konsumsi kafein dan alkohol selama musim panas, dan luangkan waktu dan investasikan dalam aktivitas perawatan diri seperti mandi air dingin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa suhu di luar ruangan dapat memengaruhi kesehatan mental, yang khususnya mengkhawatirkan dalam konteks perubahan iklim,” tulis penelitian tersebut, seperti dikutip laman. Hindustan Times, Jumat.
Analisis tersebut menemukan bahwa suhu di luar ruangan dikaitkan dengan percobaan bunuh diri, kehadiran di rumah sakit atau masuk rumah sakit karena penyakit mental, dan dampak buruk terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat.
Sucheta Gore, Psikolog, Mpower menyarankan orang untuk tetap berada di dalam rumah selama kondisi gelombang panas dan melakukan aktivitas dengan lambat.
Gore mengatakan panas terik di musim panas dapat membuat seseorang menjadi marah dan mudah tersinggung dan seseorang tidak boleh menganggap remeh kesehatan mentalnya dan mengambil langkah untuk memperbaikinya.
"Dari meningkatnya kecemasan hingga meningkatnya depresi, panas terik dapat melampaui dunia fisik dan masuk ke dalam jiwa dari individu yang sudah bergulat dengan tekanan kehidupan modern. Temperatur yang lebih tinggi dapat menyebabkan orang merasa lebih marah, frustrasi, dan mudah tersinggung,” katanya.
Risiko tekanan emosional dan masalah kesehatan mental baik lainnya juga ada selama gelombang panas ekstrem. Penelitian menunjukkan bahwa area otak yang bertanggung jawab untuk menyusun dan menyelesaikan tugas-tugas kognitif yang kompleks terganggu oleh tekanan panas.
Gore menyarankan beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk melindungi kesehatan mental kita di tengah panas terik, seperti tetap terhidrasi, makan makanan sehat untuk kesehatan fisik, batasi aktivitas di luar, kenakan pakaian yang nyaman jika berpergian.
Selain itu, batasi konsumsi kafein dan alkohol selama musim panas, dan luangkan waktu dan investasikan dalam aktivitas perawatan diri seperti mandi air dingin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024