Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kimia membuat inovasi berupa obat pengantar insulin tanpa rasa sakit yang bertujuan membantu penderita diabetes.
Perwakilan tim PKM Kimia Unja M Furqon Novryan Saputra di Jambi, Jumat, mengatakan dengan inovasi ini timnya berhasil lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024.
Tim ini terdiri atas lima mahasiswa yang lolos dalam kategori Riset Eksakta (RE), salah satu dari delapan bidang PKM yang diselenggarakan oleh Ditjen Belmawa Kemendikbudristek.
"Kami mengembangkan sebuah proyek inovatif berupa obat pengantar insulin tanpa rasa sakit, yang bertujuan untuk membantu penderita diabetes," kata dia.
Ia menjelaskan proyek ini memanfaatkan material Metal Organic Frameworks (MOFs) yang memiliki sifat enkapsulasi untuk mengontrol pelepasan insulin secara perlahan, sehingga memperpanjang efek kerja insulin.
"Teknologi ini dikombinasikan dengan dissolving microneedle yang difabrikasi menggunakan selulosa dari ampas tebu, yang membuat proses pengantaran insulin tidak menimbulkan rasa sakit," ujarnya.
Tim PKM beranggotakan lima mahasiswa dari Program Studi Kimia Unja yaitu M Furqon Novryan Saputra, Aliyah Nabila, Fashihah Maulida, Sucisasih Ramadhani, dan M Hadid Syafiq, dengan dosen pembimbing Indra Lasmana Tarigan.
Mereka bekerja lintas minat jurusan, termasuk kedokteran, farmasi, dan biologi untuk menyelesaikan proyek inovasi ini.
Proses riset untuk proyek ini dimulai sejak Juni dan berlangsung hingga Agustus. Setelah lolos ke tahap nasional, tim akan berkompetisi di Pimnas yang akan diselenggarakan di Universitas Airlangga, Surabaya, pada 14 Oktober sampai dengan 19 Oktober 2024.
Proyek ini terinspirasi oleh latar belakang yang kuat, yaitu banyaknya penderita diabetes di lingkungan sekitar mereka, termasuk keluarga sendiri.
“Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengobatan diabetes dan membawa kebanggaan bagi almamater kami yaitu Unja,” katanya.
Furqon mengatakan mereka mengajukan proposal bersama ratusan proposal lain dari Unja, di mana sekitar 20 hingga 30 proposal berhasil lolos ke tahap nasional.
Anggota tim Hadid Syafiq berharap dapat meraih medali emas di Pimnas dan memberikan inspirasi bagi teman-teman untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang riset, khususnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Unja buat obat pengantar insulin tanpa sakit bagi penderita diabetes
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Perwakilan tim PKM Kimia Unja M Furqon Novryan Saputra di Jambi, Jumat, mengatakan dengan inovasi ini timnya berhasil lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024.
Tim ini terdiri atas lima mahasiswa yang lolos dalam kategori Riset Eksakta (RE), salah satu dari delapan bidang PKM yang diselenggarakan oleh Ditjen Belmawa Kemendikbudristek.
"Kami mengembangkan sebuah proyek inovatif berupa obat pengantar insulin tanpa rasa sakit, yang bertujuan untuk membantu penderita diabetes," kata dia.
Ia menjelaskan proyek ini memanfaatkan material Metal Organic Frameworks (MOFs) yang memiliki sifat enkapsulasi untuk mengontrol pelepasan insulin secara perlahan, sehingga memperpanjang efek kerja insulin.
"Teknologi ini dikombinasikan dengan dissolving microneedle yang difabrikasi menggunakan selulosa dari ampas tebu, yang membuat proses pengantaran insulin tidak menimbulkan rasa sakit," ujarnya.
Tim PKM beranggotakan lima mahasiswa dari Program Studi Kimia Unja yaitu M Furqon Novryan Saputra, Aliyah Nabila, Fashihah Maulida, Sucisasih Ramadhani, dan M Hadid Syafiq, dengan dosen pembimbing Indra Lasmana Tarigan.
Mereka bekerja lintas minat jurusan, termasuk kedokteran, farmasi, dan biologi untuk menyelesaikan proyek inovasi ini.
Proses riset untuk proyek ini dimulai sejak Juni dan berlangsung hingga Agustus. Setelah lolos ke tahap nasional, tim akan berkompetisi di Pimnas yang akan diselenggarakan di Universitas Airlangga, Surabaya, pada 14 Oktober sampai dengan 19 Oktober 2024.
Proyek ini terinspirasi oleh latar belakang yang kuat, yaitu banyaknya penderita diabetes di lingkungan sekitar mereka, termasuk keluarga sendiri.
“Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengobatan diabetes dan membawa kebanggaan bagi almamater kami yaitu Unja,” katanya.
Furqon mengatakan mereka mengajukan proposal bersama ratusan proposal lain dari Unja, di mana sekitar 20 hingga 30 proposal berhasil lolos ke tahap nasional.
Anggota tim Hadid Syafiq berharap dapat meraih medali emas di Pimnas dan memberikan inspirasi bagi teman-teman untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang riset, khususnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Unja buat obat pengantar insulin tanpa sakit bagi penderita diabetes
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024