UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mendukung agenda seminar Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail membahas sistem hukum islam dan metode penetapan awal bulan hijriyah, Jumat.
Seminar ini adalah bentuk kerja sama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kementerian Agama Republik Indonesia, dan UIN STS Jambi.
UIN STS Jambi menjadi tuan rumah seminar bertema Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu penting dalam sistem hukum Islam dan metode penetapan awal bulan hijriyah.
Dalam sambutannya Rektor UIN STS Jambi Prof As’ad di Jambi, Jumat, mengatakan UIN STS Jambi memiliki sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan islam di Provinsi Jambi.
"UIN STS Jambi lahir dari inisiatif para ulama pada tahun 1965, serta mendapat dukungan besar dari Nahdlatul Ulama (NU) melalui lembaga pendidikan Maarif dan organisasi Muhammadiyah, khususnya dari Pondok Pesantren Al Hikmah. Sehingga kemudian berdiri IAIN STS Jambi pada tahun 1967," jelasnya.
Kemudian, pada tahun 2017, IAIN STS Jambi bertransformasi alih status baru sebagai Universitas Islam Negeri.
Dalam pembangunan dan perkembangan UIN Jambi tidak terlepas dari kontribusi rektor-rektor sebelumnya yang berperan besar dalam membentuk visi institusi ini.
“Semangat gotong royong dan keberkahan yang diusung oleh PBNU diharapkan dapat terus menguatkan pembangunan UIN Jambi di masa depan. Setiap orang tidak bisa bekerja sendiri, karena kita adalah sebuah supertl tim," kata Rektor UIN STS Jambi.
Rektor menegaskan di tengah gempuran perguruan tinggi umum yang berlomba-lomba menjadi PTNBH, tugas besar rektor adalah menjaga kestabilan dan mempromosikan keunggulan UIN STS Jambi.
Fenomena ini menjadikan branding UIN Jambi sebagai universitas yang mampu bersaing secara nasional dan internasional sangat penting.
"Tidak ada perbedaan mendasar antara universitas umum dengan UIN, terutama dari segi fasilitas yang dimiliki,” ungkap Prof. As’ad.
Pembicara seminar Ahmad Said Asrori menyampaikan seminar ini diikuti PWNU Jambi, Kepulauan Riau dan Riau.
"Alasan mengapa seminar ini dilaksanakan di perguruan tinggi, sebab mahasiswa akan lebih bersemangat ketika kita menyebut UIN. Itu membuktikan bahwa perguruan tinggi islam sama kualitasnya dengan perguruan tinggi umum,” katanya.
Seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu pijakan penting bagi kanwil dalam mengembangkan sistem hukum Islam dan penetapan awal bulan hijriah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Seminar ini adalah bentuk kerja sama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kementerian Agama Republik Indonesia, dan UIN STS Jambi.
UIN STS Jambi menjadi tuan rumah seminar bertema Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu penting dalam sistem hukum Islam dan metode penetapan awal bulan hijriyah.
Dalam sambutannya Rektor UIN STS Jambi Prof As’ad di Jambi, Jumat, mengatakan UIN STS Jambi memiliki sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan islam di Provinsi Jambi.
"UIN STS Jambi lahir dari inisiatif para ulama pada tahun 1965, serta mendapat dukungan besar dari Nahdlatul Ulama (NU) melalui lembaga pendidikan Maarif dan organisasi Muhammadiyah, khususnya dari Pondok Pesantren Al Hikmah. Sehingga kemudian berdiri IAIN STS Jambi pada tahun 1967," jelasnya.
Kemudian, pada tahun 2017, IAIN STS Jambi bertransformasi alih status baru sebagai Universitas Islam Negeri.
Dalam pembangunan dan perkembangan UIN Jambi tidak terlepas dari kontribusi rektor-rektor sebelumnya yang berperan besar dalam membentuk visi institusi ini.
“Semangat gotong royong dan keberkahan yang diusung oleh PBNU diharapkan dapat terus menguatkan pembangunan UIN Jambi di masa depan. Setiap orang tidak bisa bekerja sendiri, karena kita adalah sebuah supertl tim," kata Rektor UIN STS Jambi.
Rektor menegaskan di tengah gempuran perguruan tinggi umum yang berlomba-lomba menjadi PTNBH, tugas besar rektor adalah menjaga kestabilan dan mempromosikan keunggulan UIN STS Jambi.
Fenomena ini menjadikan branding UIN Jambi sebagai universitas yang mampu bersaing secara nasional dan internasional sangat penting.
"Tidak ada perbedaan mendasar antara universitas umum dengan UIN, terutama dari segi fasilitas yang dimiliki,” ungkap Prof. As’ad.
Pembicara seminar Ahmad Said Asrori menyampaikan seminar ini diikuti PWNU Jambi, Kepulauan Riau dan Riau.
"Alasan mengapa seminar ini dilaksanakan di perguruan tinggi, sebab mahasiswa akan lebih bersemangat ketika kita menyebut UIN. Itu membuktikan bahwa perguruan tinggi islam sama kualitasnya dengan perguruan tinggi umum,” katanya.
Seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu pijakan penting bagi kanwil dalam mengembangkan sistem hukum Islam dan penetapan awal bulan hijriah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024