Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel memerintahkan evakuasi pasien dan staf di tiga rumah sakit di Jalur Gaza utara.
Melalui sebuah pernyataan pada Selasa (8/10), kementerian merinci bahwa Israel menuntut evakuasi Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Indonesia, dan Rumah Sakit Al-Awda dari pasien dan petugas kesehatan.
Pasukan Israel dilaporkan menangkap seorang paramedis yang mendampingi seorang pasien kritis selama pemindahan dari Rumah Sakit Kamal Adwan meskipun sudah ada koordinasi sebelumnya.
Tentara juga mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan dan menembaki kantor pusat administratifnya.
Kementerian menambahkan bahwa tentara turut mengancam rumah sakit tersebut dengan penghancuran, pembunuhan, dan penangkapan jika tidak melakukan evakuasi, serupa dengan apa yang terjadi di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza yang telah dikepung selama berminggu-minggu sejak November lalu.
Rumah Sakit Kamal Adwan terancam bisa berhenti berfungsi dalam hitungan jam karena kekurangan bahan bakar.
Para pejabat kesehatan Gaza pun memohon perlindungan serius bagi lembaga-lembaga kesehatan dan staf mereka, terutama di Jalur Gaza utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hossam Abu Safia, melalui rekaman audio yang dikirim kepada wartawan mengatakan bahwa tentara Israel telah memberi waktu 24 jam untuk sepenuhnya mengevakuasi pasien dan staf kesehatan dari rumah sakit.
“Tentara berkomunikasi secara langsung dan mengancam kami, mengatakan kami harus mengevakuasi rumah sakit atau kami akan membahayakan diri kami sendiri,” katanya.
Abu Safia menggambarkan tindakan Israel itu sebagai tindakan yang berbahaya karena mengancam runtuhnya sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza utara.
Abu Safia juga menyatakan kekhawatirannya mengenai potensi rencana baru untuk menggusur penduduk Gaza utara dengan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.
Tentara Israel pada Minggu (6/10) mengumumkan dimulainya operasi militer di Jabalia yang diklaim untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di wilayah tersebut.
Operasi di Jabalia tersebut dilancarkan Israel menyusul serangan sengit selama berjam-jam di wilayah timur dan barat Gaza utara dalam pertempuran paling sengit Israel-Hamas sejak Mei.
Saksi mata melaporkan bahwa kendaraan militer darat Israel mencapai wilayah sekitar Gaza barat laut.
Kemudian pada Selasa (8/10), tentara Israel memperingatkan warga Palestina untuk mengungsi dari rumah dan kamp mereka di kota Jabalia dan menuju ke selatan melalui “koridor yang aman,” sementara Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga untuk tidak mematuhinya karena hal tersebut adalah penipuan dan kebohongan.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Melalui sebuah pernyataan pada Selasa (8/10), kementerian merinci bahwa Israel menuntut evakuasi Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Indonesia, dan Rumah Sakit Al-Awda dari pasien dan petugas kesehatan.
Pasukan Israel dilaporkan menangkap seorang paramedis yang mendampingi seorang pasien kritis selama pemindahan dari Rumah Sakit Kamal Adwan meskipun sudah ada koordinasi sebelumnya.
Tentara juga mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan dan menembaki kantor pusat administratifnya.
Kementerian menambahkan bahwa tentara turut mengancam rumah sakit tersebut dengan penghancuran, pembunuhan, dan penangkapan jika tidak melakukan evakuasi, serupa dengan apa yang terjadi di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza yang telah dikepung selama berminggu-minggu sejak November lalu.
Rumah Sakit Kamal Adwan terancam bisa berhenti berfungsi dalam hitungan jam karena kekurangan bahan bakar.
Para pejabat kesehatan Gaza pun memohon perlindungan serius bagi lembaga-lembaga kesehatan dan staf mereka, terutama di Jalur Gaza utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hossam Abu Safia, melalui rekaman audio yang dikirim kepada wartawan mengatakan bahwa tentara Israel telah memberi waktu 24 jam untuk sepenuhnya mengevakuasi pasien dan staf kesehatan dari rumah sakit.
“Tentara berkomunikasi secara langsung dan mengancam kami, mengatakan kami harus mengevakuasi rumah sakit atau kami akan membahayakan diri kami sendiri,” katanya.
Abu Safia menggambarkan tindakan Israel itu sebagai tindakan yang berbahaya karena mengancam runtuhnya sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza utara.
Abu Safia juga menyatakan kekhawatirannya mengenai potensi rencana baru untuk menggusur penduduk Gaza utara dengan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.
Tentara Israel pada Minggu (6/10) mengumumkan dimulainya operasi militer di Jabalia yang diklaim untuk mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di wilayah tersebut.
Operasi di Jabalia tersebut dilancarkan Israel menyusul serangan sengit selama berjam-jam di wilayah timur dan barat Gaza utara dalam pertempuran paling sengit Israel-Hamas sejak Mei.
Saksi mata melaporkan bahwa kendaraan militer darat Israel mencapai wilayah sekitar Gaza barat laut.
Kemudian pada Selasa (8/10), tentara Israel memperingatkan warga Palestina untuk mengungsi dari rumah dan kamp mereka di kota Jabalia dan menuju ke selatan melalui “koridor yang aman,” sementara Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan warga untuk tidak mematuhinya karena hal tersebut adalah penipuan dan kebohongan.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024