"Fosil ini diperkirakan umurnya sekitar 700 ribu tahun dan merupakan fosil manusia purba tertua di daratan Flores dan merupakan fosil pertama yang ditemukan di Cekungan Soa," kata Staf Ahli Bidang Investasi dan Produksi Kementrian ESDM, Ir. Yun Yunus Kusumahbrata, saat menggelar jumpa pers, di Bandung, Rabu malam.
Menurut dia, fosil manusia purba yang ditemukan Cekungan Soa, tepatnya di daerah penggalian Mata Menge, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT itu yakni berupa bagian gigi geraham (Molar), gigi kacip (Incisor), gigi taring (Canine) serta tulang rahang (Mandible).
"Dan walaupun temuan fosil ini hanya bagian dari tengkorak manusia purba namun kami meyakini bahwa temuan ini sangat penting untuk memulai temuan lainnya. Karena riset terhadap fosil ini hingga saat ini masih dilakukan oleh kami," kata dia.
Ia berharap dengan adanya temuan fosil manusia purba tersebut bisa menjadi sebuah pemahaman atau ilmu pengetahuan yang bisa dimanfaatkan semua pihak terutama yang berkaitan dengan ilmu kebumian.
"Dan kedepannya kami memikirkan bagaimana memanfaatkan apa yang ditemukan ini untuk mendapatkan mendorong perkembangan daerah, khususnya riset dan pembangunan untuk menarik minat orang datang ke NTT terkait fosil ini atau terkait aspek pengembangan wisatanya," katanya.
Temuan fosil manusia purba ini, menurut dia, juga akan dipublikasikan secara online di Jurnal Nature, sebuah jurnal ilmiah yang memiliki reputasi internasional dan teratas dalam konteks publikasi hasil temuan di bumi ini.
Lebih lanjut ia mengatakan selain penemuan fosil manusia purba, dalam penggalian di Cekungan Soa tersebut tim juga menemukan fosil lainnya seperti fosil binatang yakni gajah, buaya, komodo, tikus, katak serta burung dan alat-alat batu atau artefak.
Sementara itu Ahli Vertebrata Museum Geologi Fachroel Aziz menambahkan fosil manusia purba pertama dan tertua di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, punah diduga karena erupsi vulkanik di lokasi tersebut.
"Dulu ada gunung besar di daerah sana. Buktinya fosil-fosil itu ditemukan di lapisan yang ada debu-debu gunung api," kata Fachroel.
Ia mengatakan alasan mengapa fosil manusia purba tersebut berukuran kecil dikarenakan fenomena alamiah. "Mamalia kalau ada di pulau dia akan kecil karena berbagai faktor. Secara umum, sumber makanan terbatas jadi da menyesuaikan dengan stok makanan yang ada," katanya.