Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan pengeboran sumur pengembangan selesai sebanyak 538 sumur pada 2021, sehingga tercatat sebagai jumlah pengeboran terbesar dalam lima tahun terakhir.
"Namun, di tengah pandemi COVID-19, pragnosa realisasi pengeboran berdasarkan perkembangan saat ini adalah sebanyak 538 sumur sampai akhir tahun," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Sampai September 2021, pengeboran sumur pengembangan yang sudah selesai mencapai 318 sumur. Jumlah itu sudah lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya sebanyak 240 sumur.
Pragnosa realisasi jumlah sumur pengeboran tahun ini sebanyak 538 sumur lebih tinggi dibandingkan tahun lalu atau mengalami peningkatan sekitar 224 persen.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi pengeboran sumur pengembangan tahun 2016 sebanyak 227 sumur, tahun 2017 sebanyak 200 sumur, tahun 2018 sebanyak 278 sumur, dan tahun 2019 sebanyak 322 sumur.
Julius menambahkan ketika dalam lima tahun terakhir aktivitas pengeboran menurun, kondisi ini juga menyebabkan perusahaan penyedia jasa pengeboran mengalami penurunan aktivitas dan berkurangnya kesiapan operasi.
Namun, saat SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) menetapkan jumlah pengeboran 616 sumur atau meningkat 256 persen dari realisasi tahun lalu, maka berbagai langkah dilakukan untuk mengamankan rig yang tersedia dan mengoptimalkannya, salah satunya melalui kontrak bersama penggunaan rig oleh beberapa KKKS.
"Langkah ini tidak hanya memberikan kepastian jadwal rig, tetapi juga mampu memberikan dampak efisiensi biaya, sehingga memberikan penerimaan negara menjadi lebih optimal," jelas Julius.
Lebih lanjut dia menyampaikan tantangan pengeboran tidak hanya dari aspek ketersediaan rig, tetapi juga kesiapan lahan dan penyelesaian perizinan, termasuk amdal juga menjadi hambatan tersendiri.
Dalam upaya mengejar target prognosa capaian pengeboran sumur pengembangan pada tahun ini, SKK Migas telah meningkatkan koordinasi dengan KKKS serta instansi terkait.
Akselerasi pengeboran terbesar sebanyak 157 sumur dilakukan pada November dan Desember 2021. Kegiatan flowline juga dilakukan akhir tahun ini agar hasil pengeboran sumur tersebut dapat segera dialirkan, sehingga menambah produksi minyak dan gas nasional.
"Dengan posisi entry level yang tinggi kami optimistis seiring mulai tertanganinya COVID-19, pelonggaran mobilitas serta harga minyak dunia yang masih tinggi dalam beberapa waktu mendatang, maka kinerja hulu migas nasional pada 2022 akan lebih baik," ucap Julius.
Baca juga: SKK Migas catat ada 16 KKKS berhasil lampaui target lifting migas
Baca juga: SKK Migas-KKKS beri bantuan sembako warga Kepri terdampak COVID-19
Baca juga: Ratusan ribu pekerja industri hulu migas telah disuntik vaksin