Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD tidak hanya menyerang usia anak-anak namun juga usia dewasa, terutama pada musim hujan.
Syahril menuturkan DBD sudah menjadi endemi di Indonesia dan kerap muncul pada saat musim hujan. Ia mengingatkan agar masyarakat memahami fase pelana kuda, yakni fase dimana penderita DBD akan mengalami demam tinggi selama 3 hari dan kemudian demam mengalami penurunan di hari keempat.
Namun, penurunan suhu tersebut kerap disalahartikan bahwa demam telah sembuh. Padahal faktanya, fase tersebut merupakan fase yang harus paling diwaspadai karena pembuluh darah mulai melebar.
“Bukan berarti turun, panasnya sembuh tapi justru di sana perlu ada kehati-hatian. Turun berarti masuk fase kedua dimana pembuluh darah mulai melebar,” ucapnya.
Pelebaran pembuluh darah tersebut, lanjut Syahril, sering ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah di tubuh, ruam, bahkan hingga pendarahan seperti mimisan. Setelah fase kedua berlangsung selama 2-3 hari, kemudian akan diikuti oleh kenaikan suhu tubuh kembali yang menjadi tanda-tanda kesembuhan.
“Tanda-tanda ini perlu diwaspadai oleh kita semua. Banyak orang tua yang tidak begitu paham dengan tanda-tanda pelana kuda. Begitu anaknya tidak demam lagi dikira sudah sembuh, padahal itu masa-masa kritis dimana anak itu harus mendapatkan pertolongan,” ujar dia.
Guna mencegah penyakit DBD, Syahril mengingatkan masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus, yakni Menguras tempat-tempat penampungan air, Menutup rapat semua tempat penampungan air dan Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis. Kemudian Plus dengan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.