Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Choulil Qoumas meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyediakan materi yang berkaitan dengan stunting agar dipelajari para penyuluh agama, dai dan daiyah untuk mengedukasi masyarakat melalui ceramah.
Sebagai salah satu variabel yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan suatu negara, kata Yaqut, agama telah memerintahkan seluruh umatnya untuk menyiapkan generasi unggul terbaik.
Dengan adanya keterlibatan penyuluh agama, dai dan daiyah, pengetahuan masyarakat akan stunting dapat lebih matang, karena disampaikan dengan pendekatan agama melalui ceramah, khotbah dan tausiah.
Menurut Yaqut, sebuah narasi komprehensif yang dibacakan selama berceramah dapat memberikan sebuah dampak yang jelas. Namun, narasi juga menjadi tantangan para penceramah untuk menyampaikan pemahaman stunting.
Terlebih lagi materi yang dibawakan tidak hanya berkaitan dengan bahaya stunting, tetapi juga ketahanan keluarga beserta aspek terkaitnya untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang terbaik.
“Salah satu upaya untuk menjadi mukmin yang dicintai Tuhan tentu dengan cara tumbuh dengan optimal, baik secara fisik maupun mental. Membangun narasi ini tidak mudah, diperlukan individu-individu yang tulus, ikhlas, mengabdi untuk agama juga kemanusiaan,” ucap Yaqut.
Yaqut menyebutkan dengan dukungan kurang lebih 50 ribu penyuluh agama Islam dan puluhan ribu dai dan daiyah, semua calon keluarga benar-benar mempersiapkan diri sebagai keluarga yang siap secara mental, material dan spiritual sesuai target yang ditetapkan.
Dengan demikian, dirinya berharap sebagai mitra kerja penurunan stunting BKKBN dapat memfasilitasi para penyuluh agama melalui pembekalan materi yang cukup untuk disebarkan kembali pada masyarakat.
Upaya yang dilakukan kementerian dalam meningkatkan kompetensi para penyuluh agama adalah dengan menciptakan Aplikasi EPA (Penyuluh Agama Elektronik) yang berbasis website, dan menyajikan data hasil kerja bimbingan secara real time meliputi data laporan harian pendataan keluarga dan laporan deteksi dini.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam sejak tahun 2020 melaksanakan bimbingan teknis penguatan kompetensi penceramah agama Islam, dimana jumlah penceramah yang sudah mengikuti bimbingan dan dinyatakan lulus sekitar 10 ribu orang.
“Kami juga akan terus memperkuat peran penyuluh agama di masyarakat bersama para dai dan daiyah. Kita juga terus meningkatkan Bimbingan Masyarakat (Bimas), yang perlu diberikan penguatan lainnya adalah petugas Kantor Urusan Agama (KUA), karena di KUA ada satu fungsi bimbingan perkawinan,” tuturnya.