Kota Jambi (ANTARA) - Ribuan santri dan pengurus cabang Nahdhatul Ulama Kabupaten Muaro Jambi berkumpul di kantor Gubernur Jambi menyampaikan orasi damai dalam peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2025.
"Kegiatan ini bentuk luapan rasa tidak terima kiai atau penuntun mereka dihina, tidak lebih dari itu," kata Sekretaris Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Muaro Jambi Zamroni di lokasi aksi, Rabu.
Ia menjelaskan, kegiatan aksi damai tersebut merupakan ekspresi dalam rangka rasa cinta para santri kepada kiai, yang telah mendidik selama mengikuti pendidikan di pondok pesantren.
Aksi dipastikan berjalan lancar dan aman tanpa ada tindakan anarkis dari peserta, semua telah diantisipasi sejak dini, dengan melakukan pengawasan ketak dari pengasuh dan barisan pengamanan santri, menghindari penyusup yang ingin membuat kegaduhan.
Sesuai petunjuk dan arahan pihak kepolisian, pengasuh pondok pesantren maupun santri sejak awal sepakat, untuk menjaga suasana tetap kondusif. Hal itu berkata kordinasi yang baik dari pengurus dan pihak aparat keamanan.
Menurut dia, masa yang hadir merupakan santri dari Kabupaten Muaro Jambi, tidak menyentuh semua pondok pesantren, proses tersebut lahir dalam waktu singkat tanpa perencanaan panjang.
"Tidak banyak persiapan, tapi semangat luar biasa. Mereka danai sendiri tanpa ada sentuhan dari siapapun bahkan kami sudah berusaha untuk menekan agar masa tidak sebanyak ini, seandainya berkumpul semua mungkin bisa lebih dahsyat dari hari ini," lanjutnya.
Dalam aksi itu, santri meminta penegak hukum mengusut tuntas tayangan salah satu stasiun televisi nasional, yang dinilai memenuhi unsur pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Selain itu, mereka meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak stasiun televisi tersebut sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Termasuk meminta seluruh media nasional senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, objektivitas dan penghormatan terhadap lembaga pendidikan agama yang telah berjalan besar bagi bangsa.
