Jambi (ANTARA) - Pasar Lelang Lokal (PLL) karet Panerokan, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi mendapat pujian dari Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, dan pantas dijadikan model pasar lelang di dalam negeri.
Saat berkunjung ke PLL karet Panerokan, Rabu, Bayu mengatakan, hanya sedikit pasar lelang hasil rintisan Pusat Studi Pembangunan (PSP) IPB bekerja sama dengan Bappebti Kementerian Pedagangan pada 1989, yang masih bisa bertahan hingga kini.
"Jambi adalah yang terbaik, karena itu kami di pusat sangat mendukung hal ini, apalagi karet adalah salah satu komoditas ekspor utama Indonesia," ujarnya.
PPL Karet Panerokan memiliki konribusi besar dalam perdagangan karet, khususnya di wilayah Jambi dan nasional. Keberhasilan itu di antaranya pada 2011, total transaksi PLL karet Panerokan mencapai Rp11,5 miliar.
Total transaksi ini telah mencapai Rp2,6 miliar pada 14 Maret 2012. Atas keberhasilan itu pula, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo ikut membentuk PLL karet.
Berdasarkan Data Gapkindo, produksi karet Indonesia berkisar tiga juta ton, sedangkan volume ekspor karet setiap tahunnya meningkat di kisaran 2,4 juta ton hingga 2,5 juta ton. Sisanya sekitar 500 ribu ton untuk kebutuhan pabrik olahan di dalam negeri.
Sementara itu, Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya yang mendampingi Wamendag dalam kegiatan yang sama mengatakan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya akan terus mengupayakan pengembangan pasar lelang di berbagai daerah di Indonesia. Selama ini, pasar lelang telah dimanfaatkan oleh petani dan UKM untuk mendapatkan harga terbaik.
"Dengan adanya pasar lelang ini diharapkan kelebihan komoditas suatu daerah di Jambi bisa didistribusikan bagi daerah lain yang kekurangan," ujarnya.
Sekda Provinsi Jambi Syahrasaddin menyambut baik pengembangan pasar lelang ini, pemerintah daerah akan terus mengoptimalkan tempat lelang tersebut agar nilai tukar petani (NTP) semakin tinggi.
Pemprov Jambi akan melakukan tiga hal untuk menunjang program pemerintah pusat, yaitu mencoba melakukan pengorganisian antarpenjual dan pembeli atau dalam kata lain antarpetani dan pedagang.
Pemprov akan melakukan standarisasi terhadap beberapa komoditas unggulan agar bisa bersaing di pasar luar. Kemudia, walaupun masih berupa wacana, pihaknya akan menerapkan harga penyangga bagi petani yang tidak bisa menahan hasil pertaniannya karena banyaknya hasil panen.
(T.KR-YJ)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012