Jambi (ANTARA Jambi) - Lambannya pembangunan jembatan Muarasabak di Kabupaten Tanjung Timur, Provinsi Jambi, yang telah dimulai sejak 2009, mendapat sorotan anggota DPRD di daerah itu.
"Ini sudah lebih dari satu tahun target pengerjaan yang seharusnya selesai 2011, tapi hingga tahun ini belum juga rampung," ujar Yudi Hariyanto di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Minggu.
Keseriusan Pemkab Tanjabtim, khususnya Dinas Pekerjaan Umum setempat perlu dipertanyakan, sebab anggaran yang dikucurkan untuk membangun jembatan terpanjang dan terbesar di Tanjabtim itu menelan lebih dari Rp220 miliar.
Tak kunjung selesainya proyek pengerjaan jembatan itu terlihat dari pengerjaannya yang terlihat tidak menunjukkan kemajuan, sejak 2011 justru terkesan mandeg, pengerjaannya hanya itu ke itu saja, ada apa sebenarnya, ujarnya mempertanyakan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tanjabtim Mahmulis mengatakan, jembatan Muarasabak hingga saat ini masih dalam proses pengerjaan.
Diakui ada beberapa kendala di lapangan sehingga proses pembangunannya sedikit terlambat, di antaranya masalah iklim dan cuaca buruk sehingga upaya untuk membawa bahan baku dan alat yang sebagian dikirim melalui laut menjadi terhambat.
"Tidak itu saja, tiang pancang jembatan juga sempat lima kali ditabrak perahu sehingga menimbulkan pergeseran dan akhirnya butuh perbaikan ulang," katanya.
Namun Mahmulis menyatakan pengerjaan akan terus diupayakan secepat mungkin mengingat kondisi cuaca di perairan Tanjabtim sudah mulai membaik sejak awal tahun ini. Mudah-mudahan tahun ini jembatan sudah tersambung sehingga proses penyelesaiannya akan lebih cepat.
Jembatan senilai kurang lebih Rp225 miliar itu dibangun sebagai salah satu langkah strategis Pemkab Tanjabtim membuka keterisolasian di kawasan timur Provinsi Jambi.
Dengan adanya jembatan itu diharapkan lebih memudahkan distribusi barang dan jasa di daerah itu sehingga akan berperan penting dalam upaya mewujudkan Provinsi Jambi sebagai salah satu zona ekonomi khusus di kawasan timur Sumatera.
(T.KR-BS)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012
"Ini sudah lebih dari satu tahun target pengerjaan yang seharusnya selesai 2011, tapi hingga tahun ini belum juga rampung," ujar Yudi Hariyanto di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Minggu.
Keseriusan Pemkab Tanjabtim, khususnya Dinas Pekerjaan Umum setempat perlu dipertanyakan, sebab anggaran yang dikucurkan untuk membangun jembatan terpanjang dan terbesar di Tanjabtim itu menelan lebih dari Rp220 miliar.
Tak kunjung selesainya proyek pengerjaan jembatan itu terlihat dari pengerjaannya yang terlihat tidak menunjukkan kemajuan, sejak 2011 justru terkesan mandeg, pengerjaannya hanya itu ke itu saja, ada apa sebenarnya, ujarnya mempertanyakan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tanjabtim Mahmulis mengatakan, jembatan Muarasabak hingga saat ini masih dalam proses pengerjaan.
Diakui ada beberapa kendala di lapangan sehingga proses pembangunannya sedikit terlambat, di antaranya masalah iklim dan cuaca buruk sehingga upaya untuk membawa bahan baku dan alat yang sebagian dikirim melalui laut menjadi terhambat.
"Tidak itu saja, tiang pancang jembatan juga sempat lima kali ditabrak perahu sehingga menimbulkan pergeseran dan akhirnya butuh perbaikan ulang," katanya.
Namun Mahmulis menyatakan pengerjaan akan terus diupayakan secepat mungkin mengingat kondisi cuaca di perairan Tanjabtim sudah mulai membaik sejak awal tahun ini. Mudah-mudahan tahun ini jembatan sudah tersambung sehingga proses penyelesaiannya akan lebih cepat.
Jembatan senilai kurang lebih Rp225 miliar itu dibangun sebagai salah satu langkah strategis Pemkab Tanjabtim membuka keterisolasian di kawasan timur Provinsi Jambi.
Dengan adanya jembatan itu diharapkan lebih memudahkan distribusi barang dan jasa di daerah itu sehingga akan berperan penting dalam upaya mewujudkan Provinsi Jambi sebagai salah satu zona ekonomi khusus di kawasan timur Sumatera.
(T.KR-BS)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012