Jambi (ANTARA Jambi) - Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi, Zumi Zola Zulkifli menyatakan kondisi cuaca menjadi kendala tersendiri proses pembangunan jembatan Muarasabak sebagai jembatan terpanjang dan terbesar di daerah itu.
"Sebagian besar peralatan dan bahannya dikirim melalui jalur laut. Karena memang sangat sulit apabila menggunakan jalur darat, kondisi cuaca yang buruk, gelombang tinggi selama 2011 menyebabkan pembangunan jembatan sempat terhenti," ujar Bupati di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jumat.
Menurut dia, kondisi itu diperparah dengan ketinggian air sungai Batanghari menyebabkan upaya penyelesaian jembatan yang sudah mencapai hampir 80 persen itu terkendala.
Namun demikian, Zumi Zola menyatakan, memasuki 2012 kondisi gelombang laut, sungai dan cuaca sudah mulai membaik. Hal tersebut sangat memungkinkan bagi pihak ketiga kembali melanjutkan penyelesaian jembatan yang menelan anggaran senilai kurang lebih Rp225 miliar itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tanjabtim, Mahmulis mengatakan, selain kendala cuaca, kerangka jembatan sepanjang kurang lebih 750 meter itu juga sempat lima kali tertabrak kapal yang melintas.
Akibatnya, kerangka pancang utama jembatan mengalami pergeseran sejauh tujuh sentimeter.
"Hal ini memang menyebabkan upaya penyambungan jembatan yang ditargetkan pada akhir 2011 lalu tidak tercapai karena membutuhkan waktu perbaikan akibat pergeseran tiang pancang itu," katanya.
Namun, Mahmulis menyatakan, setidaknya pada 2012 ini pengembangan dan penyelesaian jembatan Muarasabak bisa kembali dilanjutkan. Untuk diketahui, jembatan Muarasabak di Kabupaten Tanjabtim merupakan salah satu program utama pengembangan infrastruktur di daerah itu.
Sejak 2009 jembatan itu diproyeksikan untuk membuka keterisolasian sejumlah kawasan di ujung timur Provinsi Jambi yang sebagian besar terpisah pisah oleh sungai dan lautan.(T.KR-BS)