Jambi (ANTARA Jambi) - Anggota Komisi 1V DPRD Provinsi Jambi Gusrizal menilai Penjabat Gubernur Jambi Irman lamban mengambil kebijakan dalam menentukan pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) Provinsi Jambi kloter 17 dalam situasi kabut asap yang terus menyelimuti daerah itu.
"Harus cepat ambil kebijakan karena cuaca tidak stabil akibat kabut asap ini. Kalau JCH tidak bisa diberangkatkan melalui Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi, gubernur harus segera memberangkatkan jamaah melalui Bandara Palembang," kata Gusrizal di Jambi, Kamis.
Lambannya kebijakan Pj Gubernur Jambi dalam pemberangkatan jamaah kloter 17 hinggga jamaah harus dievakuasi mengunakan bus ke Palembang kata Gusrizal merugikan JCH.
"Karena kebijakan Pj Gubernur plin-plan, membuat 170 jamaah harus dievakuasi melalui bus pada pukul 02.00 Wib (10/9) dini hari, padahal perjalanan menuju Palembang membutuhkan waktu tujuh jam. Ini merugikan JCH. apalagi JCH yang sudah tua, kasihan kesehatan dan fisik mereka," katanya menjelaskan.
Dia berharap kejadian ini tidak lagi terulang dalam pemberangkatan JCH kloter berikutnya. Jika pesawat tidak bisa mendarat di Bandara STS Jambi pukul 20.00 Wib, pemerintah harus mengambil kebijakan dan jangan menunggu hingga larut malam.
"Kita bayangkan mereka berangkat dengan bus pukul 02.00 Wib, tiba di Palembang pukul berapa, belum lagi kondisi mereka capek. Sementara begitu sampai sudah langsung naik pesawat lagi," tegasnya.
Sebelumnya, sebanyak 170 Jamaah Calon Haji Provinsi Jambi kloter 17 terpaksa menempuh jalur darat menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk diterbangkan menuju Jeddah karena Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi tak bisa didarati pesawat akibat asap.
JCH Jambi semestinya berangkat dari Bandara STS Jambi pukul 03.00 WIB hari Kamis (10/9), namun hingga pukul 09.00 Wib Rabu malam, hanya dua pesawat Sriwijaya pengangkut jamaah haji yang berhasil mendarat, padahal JCH kloter 17 diberangkatkan dengan tiga pesawat.
"Karena satu pesawat tidak bisa mendarat, terpaksa penumpang satu pesawat itu kita alihkan ke Palembang dan kita berangkatkan dini hari tadi pukul 01.30 Kamis (10/9)," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi M Thahir ketika dihubungi Antara.
Dua pesawat dari Jakarta itu mendarat di Bandara STS Jambi saat jarak pandang tinggi yakni 3.400 meter. Namun jarak pandang itu hanya bertahan sekitar 10 menit dan kembali memburuk di bawah 2.000 meter.
Akibatnya, satu pesawat yang hendak mendarat terpaksa tidak diizinkan dan hanya berputar-putar. Pesawat juga tidak bisa mendarat di Palembang karena asap tebal hingga akhirnya kembali ke Jakarta.
"Jadi kami langsung mengambil keputusan jamaah harus segera diberangkatkan ke Palembang, sebab cuaca semakin 'ngedrop' (memburuk). Terpaksa kita berangkatkan jamaah ke Palembang dengan empat unit bus," katanya menjelaskan.
Kabut asap yang terus menyelimuti Kota Jambi membuat Bandara STS Jambi lumpuh total. Namun 450 JCH kloter 16 yang diberangkatkan Rabu (9/9) dini hari kemarin berhasil diberangkatkan melalui Bandara Jambi karena jarak pandang Selasa (8/9) membaik hingga tiga pesawat pengangkut jamaah dari Jakarta bisa mendarat.
Namun Rabu (9/9) malam jarak pandang di Bandara Jambi semakin memburuk, akibatnya hanya dua pesawat pengangkut JCH yang berhasil mendarat sehingga Pemprov Jambi memutuskan memberangkatkan jamaah ke Jeddah melalui Bandara Palembang.
Sementara pantauan di lapangan, semua jamaah diwajibkan memakai masker, itu untuk menghindari agar jamaah tidak terganggu pernafasannya akibat kabut asap pekat di Jambi. (Ant)