Jambi (ANTARA Jambi) - Luas lahan pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, setiap tahun terus berkurang sekitar lima hektare akibat alih fungsi menjadi kawasan perkebunan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian (Distan) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Ahmad Mausul di Muarasabak, ibukota Tanjung Jabung Timur, Sabtu, luas lahan pertanian Tanjabtim pada 2008 mencapai 65 ribu hektare, dari jumlah itu, 31 ribu hektare di antaranya adalah areal pertanian padi.

Namun dari hasil pendataan pada akhir 2010, jumlah lahan pertanian di kabupaten paling timur Provinsi Jambi itu hanya tinggal tersisa 55 ribu hektar. Penyebab utama adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan perkebunan.

Daya tarik komoditi perkebunan khususnya sawit dan karet dengan hasilnya yang lebih besar dibanding tanaman padi menyebabkan ratusan petani di Tanjabtim mengubah lahan pertanian miliknya menjadi kawasan perkebunan.

Tidak hanya itu, tingginya resiko yang dihadapi para petani tanaman pangan, juga menjadi pertimbangan sendiri sebagian besar petani di Tanjabtim untuk mengubah kawasan pertanian.

"Sebagian besar lahan di Tanjabtim berupa lahan gambut, hal ini menyebabkan metode pertanian sangat tergantung pada iklim. Hal itu ditambah dengan belum maksimalnya sistem irigasi," jelasnya.

Persoalan lain adalah para petani mengeluh terhadap harga jual gabah kering yang rendah saat musim panen tiba. Tingginya biaya produksi dinilai tidak sebanding dengan harga jual panen petani.

Jika kondisi tersebut terus berlanjut bisa mengancam Tanjabtim sebagai daerah pemasok terbesar produksi padi di Jambi.

Produktivitas padi di Tanjabtim merupakan yang tertinggi di Provinsi Jambi yakni mencapai 34,54 kwintal perhektare pada periode 2009-2011 dengan total produksi mencapai 154,182 ribu ton pertahun. Produksi itu terancam menurun seiring menyusutnya lahan pertanian di daerah itu.
(T.KR-BS)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012