Jambi, (ANTARA Jambi) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi menyatakan peran serta masyarakat di daerah itu dalam upaya mencegah penyakit demam berdarah masih rendah.
"Selama ini kami sudah sering mengingatkan melalui sosialisasi pentingnya mencegah penularan demam berdarah. Namun, kenyataannya penularannya masih terjadi, karena memang peran masyarakat masih rendah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Samsiran di Muarasabak, Sabtu.
Ia menyatakan berdasarkan angka penderita demam berdarah dengue (DBD) pada 2011 di Tanjabtim mencapai 200 orang. Tiga diantaranya diketahui meninggal dunia.
Jumlah tersebut diperkirakan lebih, mengingat, banyak ditemukan kasus penderita DBD banyak yang dirujuk atau dirawat di rumah sakit yang berada di Kota Jambi.
Meski jumlah itu tidak terlalu tinggi dibanding daerah lain di Provinsi Jambi. Namun pencegahan akan penyebaran DBD mutlak perlu dilakukan, apalagi disaat penyebaran penyakit itu merata di seluruh Provinsi Jambi.
"Meski jumlahnya tidak terlalu tinggi, namun perlu pencegahan dini sebelum bertambah. Terutama adalah peran masyarakat," katanya.
Diakuinya, salah satu penyebab DBD adalah banyaknya sampah atau barang barang yang bisa menampung air bertebaran di sekitar lingkungan masyarakat.
Kondisi itu menyebabkan, nyamuk sebagai pembawa DBD mudah berkembang biak. Kondisi itu ditambah cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan kondisi tubuh manusia menjadi lemah dan mudah terjangkit penyakit DBD.
"Apalagi kondisi tubuh anak anak sangat rentan akan perubahan cuaca. Di saat itulah, DBD bisa cepat menular. Sekali lagi, pencegahan adalah upaya pertama dan terpenting dalam mencegah DBD," ujarnya lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, meski berbagai imbauan dan sosialisasi dilakukan, masyarakat di Tanjabtim lebih cenderung percaya akan upaya pengasapan atau fogging.
Padahal, kata dia, fogging dilakukan hanya bisa setiap pada kondisi tertentu disaat penyebaran tengah tinggi. Hal itu juga tidak bisa dilakukan secara sering, sebab, apabila sering dilakukan fogging, nyamuk akan resistance atau kebal terhadap obat fogging.
"Sekali lagi, kami mengingatkan, upaya paling bagus dalam menekan DBD adalah dengan menerapkan pola hidup bersih. Fogging adalah usaha disaat kondisi genting dan tidak bisa sering dilakukan," tambahnya.
Untuk diketahui, bahaya DBD mengancam hampir merata seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Tiga daerah yakni Kabupaten Batanghari, Kota Jambi dan Muarojambi sejak 2011 lalu telah menyatakan kondisi luar biasa (KLB) DBD. Dimana Kota Jambi sebagai ibu kota provinsi, merupakan daerah paling tinggi penyebaran DBD.(T.KR-BS)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012