Jambi (ANTARA Jambi) - Kawasan ekosistem Bukit Panjang Rantau Bayur (Bujang Raba) seluas 109 ribu hektare menjadi satu satunya poros penyangga hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang masih tersisa di Provinsi Jambi.

"Hanya kawasan ekosistem Bujang Raba ini yang masih alami mengingat kawasan hutan di Jambi hanya tersisa di spot-spot tertentu akibat alihfungsi hutan yang marak dilakukan sejak dekade 1970-an sampai saat ini," ujar Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi Rudi Syaf di Jambi.

Kawasan ekosistem Bujang Raba yang ada di Kabupaten Bungo, Jambi patut dipertahankan karena merupakan bentang alam dengan fungsi kawasan dan tipe hutan yang kompleks, sekaligus sebagai penyangga  TNKS. 

"Kawasan ekosistem Bujang Raba ini, mencontohkan berbagai model pengelolaan hutan yang membentuk satu kesatuan kawasan dan berada di hulu daerah aliran sungai (DAS) Bungo-Tebo. Dengan tipe hutannya meliputi hutan dataran rendah hingga hutan pegunungan bawah," jelas Rudi Syaf.

Dengan 109 ribu hektare, pengelolaan kawasan ekosistem Bujang Raba dilakukan secara terpisah-pisah dan tidak saling berkaitan berdasarkan fungsi masing-masing kawasan. Pengelolaan itu meliputi kawasan taman nasional, hutan desa, hutan adat, hutan tanaman industri, perkebunan dan kebun karet campur.

"Padahal kawasan ini berada dalam satu kesatuan ekosistem sehingga perlu adanya pengelolaan yang saling mendukung untuk menyelamatkan kawasan hutan tersisa di Provinsi Jambi," ujarnya.

Dengan pengelolaan saling mendukung, ekosistem Bujang Raba dapat dipertahankan keberadaannya sebagai kawasan hutan tersisa dalam berbagai model pengelolaan yang lestari, berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dapat mengurangi berbagai bencana ekologis yang berdampak dari hulu ke hilir.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012