Jakarta (ANTARA Jambi) - Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) ditetapkan sebagai Satwa Nasional 2012 dan Mangrove Kandellia Candel (Rhyzoporaceae) sebagai Puspa Nasional.

Penetapan satwa dan puspa nasional itu dilakukan Wakil Presiden Boediono pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2012 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, dan turut dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya.

HCPSN merupakan momentum langkah bersama dalam melindungi dan memanfaatkan secara berkelanjutan keaneragaman hayati Indonesia.

Keanekaragaman hayati Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam kekayaan jenis mamalia yaitu sebanyak 515 jenis, dimana 36 persen diantaranya endemik dan kekayaan jenis kupu-kupu Swallowtail sebanyak 121 jenis dan 44 persen di antaranya endemik.

Selain itu juga menduduki tempat ketiga dalam kekayaan jenis reptil dengan lebih dari 600 jenis, tempat keempat dalam kekayaan jenis burung sebanyak 1.519 jenis dan 28 persen diantaranya endemik serta tempat kelima dalam kekayaan jenis amfibi dengan lebih dari 270 jenis dan tempat ketujuh dalam kekayaan flora berbunga.

"Kekayaan alam Indonesia ini, baik dalam tingkatan ekosistem, spesies dan genetik, apabila dikelola secara benar mampu memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Oleh karena itu, anugerah kekayaan itu wajib disyukuri, dikelola, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran bangsa Indonesia," kata Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya.

Namun kondisi yang memprihatinkan terjadi pada populasi Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) populasi Badak Sumatera berada dalam kondisi "kritis punah".

Hanya sekitar kurang dari 250 ekor Badak dewasa yang ada di seluruh dunia. Populasi ini diperkirakan akan berkurang 25 persen dalam masa satu generasi ke depan.

Saat ini Badak Sumatera diketahui hanya hidup di Sumatera, yaitu di Way Kambas, Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Kerinci-Seblat. 

Keberadaan Badak menjadi sangat terdesak dikarenakan adanya keterbatasan ruang akibat alih fungsi lahan dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung kehidupannya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012