Jambi (ANTARA Jambi) - Sebanyak tiga investor berminat mengembangkan produk turunan kelapa sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, investor tersebut kini tengah mengurus izin.

"Ada tiga perusahaan (investor) dari luar Jambi yang sudah berkomunikasi untuk membangun pabrik untuk mengembangkan produk turunan kepala sawit seperti sabun, bahan kosmetik dan minyak goreng," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemkab Tanjung Jabung Barat (Tanjjabar), Mukhlis ketika dihubungi, Sabtu.

Ia mengatakan, selama ini produksi kelapa sawit di wilayah Tanjabbar hanya sebatas pada CPO, namun Pemkab menginginkan agar kelapa sawit juga bisa dikembangkan untuk menghasilkan produk-produk yang punya nilai jual tinggi.

Kelapa sawit bisa dikembangkan untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah seperti sabun, bahan-bahan kosmetik, bahkan bisa dijadikan energi alternatif.

"Selama ini masyarakat hanya mengandalkan penjualan tandan buah segar (TBS) sawit saja, yang nilai ekonomisnya rendah," ujarnya.

Apabila rencana investor itu bisa diraelisasikan, hal ini akan memberi dampak yang cukup baik bagi perekonomian Tanjabbar, selain penyerapan tenaga kerja, juga akan meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Ia mengharapkan, perusahaan yang akan mengolah produk turunan kelapa sawit itu bisa beroperasi di Tanjabbar.

Mukhlis juga mengatakan, jika nanti sudah beroperasi, tidak ada lagi pembicaraan soal TBS maupun harga TBS yang tinggi atau rendah, yang jelas kehadiran perusahaan itu akan mensejahterakan para petani sawit, karena produksi sawit petani pasti akan terus ditampung oleh perusahaan sebagai bahan baku.

"Kita berdoa saja semoga cepat terealisasi, saya yakin petani sawit kita akan sejahtera jika ini  sudah berjalan," ujarnya.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berada di pesisir timur Provinsi Jambi, memiliki hamparan kebun kelapa sawit yang cukup luas, namun hasil produksi pertanian itu belum memberikan kesejahteraan yang signifikan bagi petani.

Bahkan dalam periode tertentu, harga kelapa sawit bisa jatuh pada harga sangat rendah, sehingga sebagian dibiarkan membusuk tak dipanen, karena tidak ada pabrik yang mau menampung.(Ant)

Pewarta: Edison

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013