Jambi (ANTARA Jambi) - Ribuan petani kelapa sawit non plasma di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi mengeluhkan makin merosotnya harga jual sawit.

Pada pekan lalu, harga tandan buah segar (TBS) di kalangan petani dipatok Rp850 perkilogram, namun kini harganya kembali turun di kisaran Rp775/Kg.

"Tidak ada perubahan, harga sawit hanya berkisar di angka Rp750 hingga Rp800/Kg, padahal kebutuhan hidup lainnya seperti sembako bisa dibilang naik semua," kata Jumalis, petani sawit warga Kualatungkal saat dihubungi, Selasa.

Kebanyakan petani sawit non plasma dengan lahan ribuan hektare di wilayah Tungkal Ilir tidak bisa berbuat banyak, karena mereka sangat begantung dengan para penampung yang mematok harga rendah.

Kepala Bagian Administrasi dan Perekonomian Setda Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) Syafriwan ketika dikonfirmasi tidak membantah rendahnya harga sawit non plasma dibanding harga sawit plasma yang telah terikat kerja sama antara petani dengan pihak perusahaan.

"Ya, memang kita sudah beberapa kali melakukan rapat membahas soal harga sawit saat ini. Persoalan CPO di luar negeri yang masih banyak sehingga penampung dan perusahaan tidak terbeli menjadi penyebabnya," katanya.

Namun demikian, Pemkab tidak tinggal diam dan sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak penampung meminta supaya menekan biaya di tingkat penampung.

"Dalam beberapa kali rapat kami minta agar biaya di tingkat penampung ditekan. Dalam jangka panjangnya Pemkab sedang berusaha menarik investor untuk membangun pabrik kelapa sawit agar CPO bisa diproduksi di Kualatungkal," ujarnya.

Dengan adanya pabrik kelapa sawit itu nilai jual sawit baik plasma dan non plasma bisa lebih tinggi, karena tidak banyak mengeluarkan biaya transportasi, tambahnya.(Ant)

Pewarta: Edison

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013