Jakarta (ANTARA Jambi) - Kementerian Perhubungan mengeluarkan suspensi atau pembekuan sementara izin operasionalisasi maskapai penerbangan Merpati Nusantara yang hingga kini terhambat oleh krisis keuangan yang sangat kronis.

"Karena Merpati tidak mungkin beroperasi akibat masalah keuangan, kami membekukan sementara AOC (Air Operator Certificate')," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti di Jakarta, Jumat.

Pihaknya akan mengevaluasi berbagai hal terkait kemampuan finansial yang dimiliki Merpati apalagi maskapai tersebut secara sepihak telah berhenti beroperasi sejak Februari.

Selain itu, pemerintah juga telah menawarkan sebanyak 19 rute operasionalisasi Merpati kepada maskapai lain guna membantu konektivitas dan transportasi bagi pengguna layanan udara.

"Kami menawarkan rute Merpati ke perusahaan penerbangan lain," katanya.

Direktur Angkutan Udara Kemenhub Djoko Murjatmodjo mengungkapkan, rute yang ditawarkan antara lain Ambon-Labuha, Bade-Merauke, Biak-Sorong, Bima-Makassar, Ende-Saumlaki, Ewer-Marauke, Jayapura-Tanah Merah, Kepi-Merauke, Labuhan Bajo-Maumere, Makassar-Maumere, Makassar-Merauke, Makassar-Selayar, dan Manado-Palu.

Rute lainnya adalah Merauke-Tanah Merah, Merauke-Wanam, Moananami-Nabire, Mulia-Nabire, Sorong-Timika, dan Gebe-Ternate.

Sementara itu, pegawai perusahaan penerbangan Merpati Nusantara Airlines menginginkan pemerintah terutama Kementerian BUMN segera mengambil alih dan kembali membangkitkan maskapai tersebut sehingga dapat beroperasi seperti sedia kala.

"Kami ingin Menteri BUMN Dahlan Iskan segera mengambil alih dan menyelamatkan Merpati sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ketua Asosiasi Pilot Merpati Capt Sardjito dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Sardjito mengemukakan, pihaknya menginginkan agar pemerintah sebagai pemegang saham dan pembuat kebijakan dapat menyikapi permasalahan Merpati dengan bijak karena terdapat ribuan pegawai yang kehidupannya bersama keluarganya masih tergantung pada pekerjaan itu.

Ia juga mengingatkan mengenai jasa Merpati Nusantara yang telah membuka rute perintis di berbagai daerah di Indonesia selama lebih dari setengah abad.

Sebelumnya, pihak manajemen Merpati Nusantara berupaya meringankan beban karyawan seperti pengurangan jam kerja dengan menggunakan jadwal bergilir selama masa konsolidasi yang juga mengakibatkan berhentinya sementara operasional perusahaan BUMN itu.

"Kami memahami beban karyawan dengan berupaya meringankannya melalui sistem jadwal bergilir," kata VP Corporate Secretary & Legal Merpati Riswanto CP di Jakarta, Selasa (4/2).

Riswanto menjelaskan jadwal bergilir guna meringankan beban kerja karyawan dilakukan dengan menetapkan satu pekan bekerja dan satu pekan "off" (libur).(Ant)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014