Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah menetapkan 1 April sebagai Hari Marketing Indonesia yang diharapkan mampu menjadikan Indonesia memiliki posisi yang lebih baik dalam percaturan bisnis di dunia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu di Jakarta, Selasa, meresmikan Hamari bersama para perwakilan asosiasi bisnis di Tanah Air.

"Hamari diharapkan memperkuat kegiatan marketing dan branding yang keberhasilannya melibatkan berbagai unsur industri kreatif seperti periklanan, desain, film, fotografi, seni pertunjukan, musik, TV, radioa, dan new media berbasis IT," katanya.

Ia berpendapat untuk bisa bersaing di lingkup bisnis internasional, kekuatan sumber daya haruslah diimbangi dengan kemampuan memasarkan atau marketing dan penciptaan brand.

Oleh karena itu, marketing dan branding menjadi kunci keberhasilan karena untuk menguasai pasar diperlukan kemampuan menciptakan produk sesuai kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen yang diiringi dengan kreativitas dan inovasi.

"Sebuah produk yang pas dengan permintaan pasar dan apalagi jika mempunyai brand, akan dinilai lebih tinggi," katanya.

Penetapan Hamari, kata Mari, menjadi refleksi pada fakta bahwa Indonesia membutuhkan orientasi dan strategi marketing dan branding yang lebih baik di tingkat perusahaan maupun negara.

Menurut dia, Hamari akan menjadi pengingat dan penggugah semangat bagi para pebisnis di Indonesia agar terus berkreasi dan berinovasi. "Apabila pebisnis di Indonesia semakin kreatif dan inovatif diharapkan bisa semakin memiliki daya saing, apalagi menghadapi era keterbukaan ekonomi dewasa ini," katanya.

Marketing memungkinkan suatu perusahaan semakin kreatif dalam menciptakan brand yang menonjol dan meningkatkan daya saing.

Bagi brand asli Indonesia, Hamari, menurut Mari bisa menjadi pendorong semangat brand asli Indonesia untuk bisa sejajar dengan merek negara lain.

"Brand yang baik yang menonjol dari suatu bangsa dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakatnya, meningkatkan reputasi negara untuk dihormati bangsa lain, menarik investasi, dan kunjungan wisatawan ke suatu negara," katanya.

Survei Nielsen menunjukkan brand lokal sudah mulai dapat bersaing dengan brand global dimana dari sejumlah negara di Asia yang disurvei tingkat preferensi paling tinggi adalah Indonesia dengan 58 persen brand lokal lebih tinggi dibanding brand global.(Ant)

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014