Jambi (ANTARA Jambi) - Kelompok Siswa Pecinta Alam Kurintji SMA YPWI dalam misi pendakian Gunung Kerinci pada 25-28 Juni mengkritisi terjadinya kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan emas tanpa izin di Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin.

"Kita sangat terkejut mendapati kerusakan lingkungan hingga mencapai ribuan hektare akibat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Sungai Manau. Kita menilai pemerintah telah melakukan pembiaran yang terhadap kerusakan lingkungan itu, kata Ketua Siswa Pecinta Alam (Sispala) Kurintji Pipit Yuliana di Jambi, Jumat.

Ia mengatakan, aktivitas PETI yang telah berlangsung setahun belakangan adalah wujud ketidakpedulian pemerintah dan ketidaksadaran masyarakat terhadap dampak kerusakan lingkungan yang tidak saja dirasakan masyarakat setempat tapi juga Provinsi Jambi.

"Jujur, kita merasa dikibuli oleh pemerintah, kenapa mereka tidak bisa bertindak atau menindak kondisi ini, padahal mereka punya kekuatan dan kesempatan, kenapa mereka melakukan pembiaran," katanya.

Akibat aktivitas itu sampai-sampai ribuan hektare sawah produktif, belasan desa, belasan sungai dan anak sungai, ratusan rumah, berubah fungsi menjadi tambang-tambang liar.

Kenyataan ini sangat ironi sebab di sekolah siswa selalu diberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, ujar Pipit.

Ia juga mengkritisi, saat ini di lokasi penambangan liar itu justeru terpampang baliho-baliho dan spanduk-spanduk para calon presiden dan calon gubernur Jambi yang saat ini sibuk berkampanye dan bersosialisasi.

"Apa mereka tidak malu, memajang foto wajah mereka dalam ukuran besar di areal lahan-lahan yang nyata-nyata adalah wujud ketidakpedulian terhadap lingkungan," ujarnya.

Sebagai pemilih pemula, Pipit menjadi bingung untuk memilih dan sulit percaya, karena calon pemimpin negeri ini berkampenye di lokasi yang nyata-nyata terjadi perusakan lingkungan," katanya lagi.

Ia berharap ada pihak yang dapat dengan segera menindak kondisi ini, menghentikan aktivitas PETI sebelum kondisinya semakin parah, karena dalam satu tahun saja dampak kerusakannya sudah mencapai ribuan hektare, apalagi kalau sampai bertahun-tahun, bisa-bisa penambangan akan merambah sampai ke Kerinci.

Apalagi tak jauh dari lokasi penbangan itu terdapat dua gugusan goa purba yang amat bersejarah, menyimpan catatan sejarah peradaban manusia purba di Jambi, selain nilai eksotisnya yang luar biasa, kini goa-goa itu terancam runtuh karena penambangan liar itu, tambahnya.(Ant)

Pewarta: Yupnical

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014