Jambi (ANTARA Jambi) -
Bupati Muarojambi Burhannudin Mahir melalui Sekda Muarojambi Imbang Jaya,
menjelaskan pertanyaan DPRD Muarojambi terkait Sisa Lebih Penguna Anggaran
(Silpa) APBD Muarojambi yang diketahui setelah penyampaian LKPJ Bupati
Muarojambi.
Menurut Wakil Ketua DPRD Muarojambi Fahmi Mai, Silpa APBD tersebut cukup besar, Silpa yang tinggi terjadi karena penghematan anggaran Ppemkab Muarojambi.
"Silpa yang tinggi dijelaskan Sekda tadi, karena penghematan anggaran di Pemkab Muarojambi," katanya.
Ia menjelaskan, selain karena penghematan angaran, tingginya Silpa juga termasuk sisa sertifikasi guru. Namun hal itu bukan dikarenakan guru tersebut belum mengambil tunjangan sertifikasinya.
"Tidak dijelaskan secara detail, tapi yang jelas bukan karena guru tidak mengambil sertifikasinya," ujarnya.
Biasanya, timbulnya Silpa di APBD disebabkan adanya pekerjaan pembangunan proyek yang tidak selesai. Namun Fahmi Mmai membantah bahwa ada pekerjaan yang tidak selesai.
"Pekerjaan selesai. Namun ada hal-hal tertentu yang menyebabkan terjadinya Silpa," katanya.
Silpa APBD Kabupaten Muarojambi mencapai Rp114 miliar pada akhir tahun lalu.
Ketua Komisi B Samsul Bahri mengatakan, angka ini masih terangkum di atas kertas, belum terperinci. Munculnya Silpa APBD 2013 disebabkan banyak pekerjaan yang tidak terealisasi 100 persen.
"Ini salah satu penyebab tingginya Silpa kita di tahun 2013, contohnya, pekerjaan yang tidak selesai pada 2013 lalu adalah box culvert di Kecamatan Jaluko, tak selesai 100 persen. Anggaran yang tersisa akan masuk ke APBD 2014," jelas Samsul (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Menurut Wakil Ketua DPRD Muarojambi Fahmi Mai, Silpa APBD tersebut cukup besar, Silpa yang tinggi terjadi karena penghematan anggaran Ppemkab Muarojambi.
"Silpa yang tinggi dijelaskan Sekda tadi, karena penghematan anggaran di Pemkab Muarojambi," katanya.
Ia menjelaskan, selain karena penghematan angaran, tingginya Silpa juga termasuk sisa sertifikasi guru. Namun hal itu bukan dikarenakan guru tersebut belum mengambil tunjangan sertifikasinya.
"Tidak dijelaskan secara detail, tapi yang jelas bukan karena guru tidak mengambil sertifikasinya," ujarnya.
Biasanya, timbulnya Silpa di APBD disebabkan adanya pekerjaan pembangunan proyek yang tidak selesai. Namun Fahmi Mmai membantah bahwa ada pekerjaan yang tidak selesai.
"Pekerjaan selesai. Namun ada hal-hal tertentu yang menyebabkan terjadinya Silpa," katanya.
Silpa APBD Kabupaten Muarojambi mencapai Rp114 miliar pada akhir tahun lalu.
Ketua Komisi B Samsul Bahri mengatakan, angka ini masih terangkum di atas kertas, belum terperinci. Munculnya Silpa APBD 2013 disebabkan banyak pekerjaan yang tidak terealisasi 100 persen.
"Ini salah satu penyebab tingginya Silpa kita di tahun 2013, contohnya, pekerjaan yang tidak selesai pada 2013 lalu adalah box culvert di Kecamatan Jaluko, tak selesai 100 persen. Anggaran yang tersisa akan masuk ke APBD 2014," jelas Samsul (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014