Jakarta (ANTARA Jambi) - Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit Bunda Jakarta dr Nizmah SpS memaparkan empat gejala umum penyakit stroke yang mematikan.
Nizmah dalam diskusi yang bertajuk "Stroke Bukan Akhir Segalanya" di Jakarta, Selasa, mengatakan empat gejala tersebut dikenal dengan istilah FAST, yakni 'face' (wajah), 'arm' (lengan), 'speech' (berbicara), dan 'time' (waktu).
"Gejala yang mudah yang bisa dilihat dari "face", yakni asimetri di wajah, umunya mulut yang miring atau mencong ke satu sisi," kata dia.
Nizmah mengatakan cara membedakan dengan bukan penderita stroke, yakni dengan tersenyum. Apabila satu sisi bibir tidak bergerak, maka dia terkena gejala stroke.
Selain itu, penderita juga sering mengeluarkan liur secara tiba-tiba dan mati rasa karena syaraf-syaraf di wajah sebagian tidak berfungsi.
Yang kedua, yakni "arm" (lengan) yang bisa ditandai dengan tidak berfungsinya salah satu organ tubuh tersebut. "Coba minta penderita angkat kedua lengannya, jika lengannya lumpuh di satu sisi terindkasi stroke," katanya.
Nizmah juga mengatakan karena tidak berfungsinya salah satu organ maka penderita akan kesulitan memegang benda atau berpakaian dan mati rasa.
Ketiga, yakni bisa lihat dari "speech" atau cara berbicara yang kacau dan tidak dimengerti oleh orang lain. "Berbicaranya pelo, bahkan lupa cara menulis dan membaca," katanya.
Nizmah mengatakan untuk memastikan apakah orang tersebut terkena stroke atau tidak, mintalah yang bersangkutan untuk mengulang kata atau menyebut nama objek atau benda.
"Yang terakhir 'time', jika salah satu atau semua gejala tersebut terjadi, segera dibawa ke rumah sakit, kehilangan waktu berarti kehilangan otak," katanya.
Nizmah juga menyebutkan tanda penting lain dari penyakit stroke, yakni kelemahan tiba-tiba satu sisi tubuh, bingung tiba-tiba dan gangguan pemahaman bicara, gangguan penglihatan mendadak, gangguan kehilangan keseimbangan mendadak dan nyeri kepala hebat yang muncul mendadak.
Namun, ia menuturkan penyakit stroke tidak serta merta terjadi, ada faktor risiko yang menyebabkannya, di antaranya tekanan darah tinggi (70 persen ditemukan pada penderita stroke), merokok, diabetes, kegemukan dan kadar kolesterol tinggi.
Nizmah mengatakan faktor-faktor itulah yang menyebabkan aliran darah ke otak terhalang karena dalam pembuluh darah tertumpuk lemak-lemak dan kolesterol yang mempersempit jalannya darah ke otak, sehingga otak tidak mendapatkan nutrisi karena sari-sari makanan (glukosa) dan oksigen yang dibawa oleh darah tidak sampai dan terserap.
Ia mengatakan stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan setelah jantung dan kanker.
Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. "Tanpa pengobatan, 62 persen penderita stroke akan mengalami kecacatan sedang sampai berat," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Nizmah dalam diskusi yang bertajuk "Stroke Bukan Akhir Segalanya" di Jakarta, Selasa, mengatakan empat gejala tersebut dikenal dengan istilah FAST, yakni 'face' (wajah), 'arm' (lengan), 'speech' (berbicara), dan 'time' (waktu).
"Gejala yang mudah yang bisa dilihat dari "face", yakni asimetri di wajah, umunya mulut yang miring atau mencong ke satu sisi," kata dia.
Nizmah mengatakan cara membedakan dengan bukan penderita stroke, yakni dengan tersenyum. Apabila satu sisi bibir tidak bergerak, maka dia terkena gejala stroke.
Selain itu, penderita juga sering mengeluarkan liur secara tiba-tiba dan mati rasa karena syaraf-syaraf di wajah sebagian tidak berfungsi.
Yang kedua, yakni "arm" (lengan) yang bisa ditandai dengan tidak berfungsinya salah satu organ tubuh tersebut. "Coba minta penderita angkat kedua lengannya, jika lengannya lumpuh di satu sisi terindkasi stroke," katanya.
Nizmah juga mengatakan karena tidak berfungsinya salah satu organ maka penderita akan kesulitan memegang benda atau berpakaian dan mati rasa.
Ketiga, yakni bisa lihat dari "speech" atau cara berbicara yang kacau dan tidak dimengerti oleh orang lain. "Berbicaranya pelo, bahkan lupa cara menulis dan membaca," katanya.
Nizmah mengatakan untuk memastikan apakah orang tersebut terkena stroke atau tidak, mintalah yang bersangkutan untuk mengulang kata atau menyebut nama objek atau benda.
"Yang terakhir 'time', jika salah satu atau semua gejala tersebut terjadi, segera dibawa ke rumah sakit, kehilangan waktu berarti kehilangan otak," katanya.
Nizmah juga menyebutkan tanda penting lain dari penyakit stroke, yakni kelemahan tiba-tiba satu sisi tubuh, bingung tiba-tiba dan gangguan pemahaman bicara, gangguan penglihatan mendadak, gangguan kehilangan keseimbangan mendadak dan nyeri kepala hebat yang muncul mendadak.
Namun, ia menuturkan penyakit stroke tidak serta merta terjadi, ada faktor risiko yang menyebabkannya, di antaranya tekanan darah tinggi (70 persen ditemukan pada penderita stroke), merokok, diabetes, kegemukan dan kadar kolesterol tinggi.
Nizmah mengatakan faktor-faktor itulah yang menyebabkan aliran darah ke otak terhalang karena dalam pembuluh darah tertumpuk lemak-lemak dan kolesterol yang mempersempit jalannya darah ke otak, sehingga otak tidak mendapatkan nutrisi karena sari-sari makanan (glukosa) dan oksigen yang dibawa oleh darah tidak sampai dan terserap.
Ia mengatakan stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan setelah jantung dan kanker.
Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. "Tanpa pengobatan, 62 persen penderita stroke akan mengalami kecacatan sedang sampai berat," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014