Jambi (ANTARA Jambi) - Meski sudah mendapat sosialisasi dari Petugas Penyuluh Lapangan, belum semua petani di Kabupaten Muarojambi menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo, sebab tidak semua petak sawah petani di daerah itu cocok dengan sistem itu.

Salah satu petani asal Desa Rengas Bandung, Kecamatan Jaluko Kabupaten Muarojambi, Suratman ketika dikonfirmasi Kamis mengaku telah mendapat sosialisasi dari PPL untuk melakukan tanam padi dengan sistem Jajar Legowo, namun tidak semua petani bisa menerapkan sistem itu.

"Ini dikarenakan faktor tanah yang terlalu keras serta hama keong dan tikus yang banyak menyerang sawah petani," katanya.

Ia mengatakan, di Desa Rengas Bandung, tanam padi mengunakan sistem Jajar Legowo hanya diikuti beberapa petani yang lahan sawahnya berada di pinggir jalan saja, karena benih yang mereka gunakan merupakan bantuan pemerintah, yakni varietas IR64 dan cocok ditanam di pinggir karena sedikit mengandung air.

Namun, jika varietas IR tersebut digunakan di bagian tengah tidaklah cocok, karena air di lahan bagian tengah sedikit lebih dalam, karena itu petani di sini masih banyak yang menggunakan benih lokal, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Muarojambi Surya Rahmad menjelaskan, Jajar Legowo merupakan bahasa Jawa yang berarti luas dan panjang.

Tujuan utama tanam padi dengan sistem Jajar Legowo yaitu untuk meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir.

Selain itu, sistem ini mempermudah dalam perawatan tanaman dan dapat menghemat pupuk serta meningkatkan hasil padi.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014