Jakarta (ANTARA Jambi) - Pegiat lingkungan pada Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan kasus kebakaran hutan yang berada di kawasan hutan Kumai Hillir terlihat sengaja dibiarkan dan polisi setempat terkesan tutup mata atau tidak mau tahu.

"Kebakaran hutan di daerah ini terdapat tujuh titik api dan enam titik api  berada di kawasan hutan milik korporasi yang beroperasional di daerah tersebut," kata Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Walhi, Zenzi Suhadi di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pembakaran hutan di daerah tersebut terlihat adanya modus pembakaran dengan sengaja oleh korporasi untuk mempermudah proses pembersihan lahan dan menekan biaya produksi.

Dengan adanya modus pembakaran sebelum penebangan ini seperti telah disengaja dilakukan untuk menggiring opini publik bahwa yang membakar adalah masyarakat.

"Keberanian perusahaan ini mengisyaratkan bahwa aparat penegak hukum telah mereka kendalikan dan seolah-olah tutup mata terhadap kebakaran hutan tanpa ada tindakan tegas," katanya.

Zenzi mengatakan, tutup mata aparat penegak hukum itu bisa dilihat di lapangan dan karena mereka semua tidak terlihat dan seolah-olah memang tidak ada.

"Kalau polisi mau bekerja mestinya tidak terlalu sulit dan korporasi di sini bisa dijerat dengan hukum, karena kebakaran hutan berada dalam konsensi mereka," tutur pria pemerhati pelestarian hutan itu.

Semoga aparat hukum di wilayah ini bisa bekerja sesuai dengan fungsinya dan ikut turun ke lapangan guna menindaklanjuti kebakaran hutan, karena para pelaku bisa takut dan jera apabila ada polisi di lapangan.(Ant)

Pewarta: Gunawan Wibisono

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014