Jambi (ANTARA Jambi) - Wing Sentot Irawan, seniman bersepeda ini mampir di Jambi dalam misinya mengkampanyekan cinta lingkungan, Sentot sampai di Jambi, Kamis (13/11) sore kemarin.

Ketika ditemui Antara, Jumat, di kantor Walhi Jambi tempat ia beristirahat, Wing Sentot langsung menceritakan perjalanannya dari Mataram hingga ke Jambi.

Wing Sentot mengayuh sepeda dari Mataram sejak 20 Me1 2014, setiap provinsi yang disinggahi ia selalu bermalam selama tiga hari sampai satu minggu.

"Saya baru kemarin (13/11) sampai di Jambi. Smas, saya memulai perjalanan dari Mataram, semua provinsi saya singgahin, termasuk di Sumatera ini, Lampung, Bengkulu, Palembang dan Jambi," kata Sentot.

Wing Sentot yang pernah mengeliling Asean dengan bersepeda ini mengaku prihatin dengan jalur lintas Sumatera, dari pandangannya, masyarakat banyak dibuat lelah dengan jauhnya aktivitas perjalananan jika ingin keluar provinsi asal.

Solusi yang ditawarkanya yang tidak merusak lingkungan adalah pembangunan infrastruktur lintas kereta api sepanjang Pulau Sumatera.

"Ini perlu perbaikan, perjalanan jauh tentu mengurangi fokus pikiran, tujuan dan keinginan, bagusnya untuk lintas Sumatera dibangun jalur kereta api mulai dari Palembang, Jambi, Lampung, Bengkulu. Saya rasa itu bisa dilakukan dan efektif dibandingkan pembangunan jembatan antar pulau, tol atau apa," katanya.

Sentot yang mulai bersepeda sejak tahun 2006 ini membawa misi kampanye cinta lingkungan. Menurut dia, perjalanan hidup yang dialami sudah memberikan rasa kepuasan.

Apalagi sepeda merek Estrada yang diberi nama "Mr Yoi" ini dilihatnya selalu tersenyum jika sudah menempuh perjalanan jauh. Namun jika niat Sentot mengganti salah satu onderdil, sepeda itu katanya menunjukan emosi.

"Saya kira ada kontak batin, ya seperti orang gila, tapi memang sepeda saya lihat tersenyum dan semangat ketika perjalanan semakin jauh, padahal saya sudah ngos-ngosan. Dengan keceriaan sepeda itulah membangkitkan semangat saya untuk melakukan perjalanan," ungkapnya.

Provinsi di seluruh Indonesia, kata Sentot hanya beberapa saja yang belum didatangi, setelah dari Jambi ini, ia akan melanjutkan perjalanan ke Riau, Pekanbaru, Medan menuju Mamuju dan Bontang arah ke Vietnam.

"Di Jambi saya akan adakan pertemuan dengan LSM pencinta lingkungan dan kawan-kawan seni, silaturahmi dan mengedarkan salinan hasil lagu ciptaan saya tentang lingkungan. Ya untuk tambahan biaya saya melanjutkan perjalanan nanti," ujarnya.

Ide bersepeda ini muncul ketika dirinya terasa kuat ingin melihat semua wilayah Indonesia, ia pun akhirnya memutuskan pilihannya dan harus meninggalkan profesinya sebagai guru SMP di Lombok, NTB.

"Saya mengundurkan diri dari PNS dan sebagai guru, rasa keinginan saya terhadap lingkungan sangat kuat sekali, saya ingin berkeliling Indonesia dengan bersepeda dan akhirnya bisa terwujud. Ternyata semua ini bisa dijalani," ujarnya.

Wing Sentot Irawan sudah hampir dikenal orang Indonesia karena ide gilanya ini, di perjalanan mengeliling Asean dan Indonesia, Sentot selalu merekam jejak lingkungan di daerah yang dilewati. Apa yang ia lihat dan rasakan itu dituangkan dalam puisi dan lagu.

Pria Lombok dengan rambut digimbal ini sudah menginjak usia 50 tahun dan masih jomblo, namun semangat mengeliling Indonesia di batinnya masih kuat. Dirinya juga berencana akan bersepeda ke Australia.

Terkait biaya perjalanan, Wing Sentot mengaku terkadang harus menghadap pejabat pemerintahan seperti bupati, wali kota dan camat, namun terkadang yang didapat tidaklah seperti yang diharapkan, tapi dia tetap disyukurinya.

Terkadang untuk melanjutkan perjalanan dia terlebih dahulu mencari tempat teater untuk bermain musik, dari hasil musik itulah dia bisa mengumpulkan uang. Jika tidak ada lagi tempat mengadu dia terpaksa menelpon teman-temannya meminta bantuan biaya untuk melanjutkan perjalanan.

Kecintaan Wing Sentot terhadap lingkungan wajib diakui dengan dua jari, namun hal itu juga harus diperhatikan pemerintah khususnya wilayah yang dilalui Sentot.

Bersepeda mengelilingi Indonesia dan pernah mengeliling Asia Tengara bukanlah pekerjaan mudah, namun itu harus juga diakui bahwa masih ada orang yang menyanggupinya.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014