Jambi (ANTARA Jambi) - Muhammad Zaid Zaki. mahasiswa STIA Kabupaten Kerinci, Jambi, mendapat penghargaan sebagai kader konservasi alam pada hari pencanangan Tanam Satu Miliar Pohon di Kerinci pada 4 Desember lalu.
"Saya tidak pernah menduga apa yang kita lakukan terhadap pelestarian hutan adat dan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di kawasan Gunung Raya diapresiasi oleh Pemkab Kerinci," kata Zaid, mahasiswa semester I Adminsitrasi Negara STIA di Kerinci, Minggu.
Ia mengatakan, penghargaan berupa sertifikat dan tropi itu diserahkan langsung oleh Bupati Kerinci Adi Rozal pada hari pencanangan Tanam Satu Miliar Pohon yang dipelopori oleh negara Bulgaria tersebut.
"Saya menerima penghargan bersama tokoh lainnya yang juga menerima penghargaan serupa pada bidang yang berbeda-beda, ada kelompok wanita terbaik, KBR terbaik, petani tembakau terbaik, hutan adat terbaik, desa peduli hutan terbaik dan lainnya, tapi hanya saya yang secara individu," katanya.
Terkait kriteria, katanya, dirinya terpilih karena dinilai Bupati telah menjadi pelopor bagi kelestarian alam dan lingkungan di Gunung Raya dan sekitarnya, karena posisinya sebagai Ketua Pecinta Alam Pencagura, tokoh pemuda dan remaja, yang juga pramuwisata, dan fotografer, sering melakukan aksi nyata terhadap pelestarian alam lingkungan setempat.
Aksinya antara lain memimpin rekan-rekan komunitas dan generasi muda di desanya melakukan pengelolaan yang peduli lingkungan terhadap berbagai aset wisata Gunung Raya seperti Danau Kaco dan empat danau unik lainnya di dalam kawasan inti TNKS, penjagaan benteng pahlawan Depati Parbo, mengembangkan paket wisata ekologi dan petualangan, serta fotografi dan filmgrafi tentang alam lingkungan yang semuanya dilakukannya secara swadaya dan swadana.
"Bersama komunitas Pencagura dan remaja serta pelajar di desa kita Lempur Lekuk 50 Tumbi, kita sering mengadakan aksi penghiajauan atau penanaman pohon di objek-objek wisata alam yang berada di dalam TNKS dan di sekitar kita seperti di Danau Lingkatm Danau Duo, Danau Nyalo dan Danau Kaco," kata Zaid.
Bahkan, pihaknya secara rutin melakukan aksi pembersihan sampah dari objek-objek wisata alam yang semakin ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara tersebut.
Bahkan Zaid pernah mempelolpori pembibitan 25 ribu pohon surian yang merupakan tanaman khas endemik Kabupaten Kerinci, semua bibit itu didistribusikan kepada para petani di desa-desa sekitarnya secara gratis untuk ditanam di ladang atau di hutan.
Selain itu, pihaknya juga mempelopori penjagaan dan pelestarian hutan adat Lempur Lekuk 50 Tumbi serta TNKS, bersama komunitasnya dan tokoh adat tokoh masyarakat serta masyarakat desa setempat pernah memburu dan menggagalkan upaya perambahan yang dilakukan sekelompok warga dari Bengkulu dan Sumsel dalam kwasan hutan setempat.
"Kita dan masyarakat juga kini semakin menyadari akan arti penting kelestarian lingkungan di kawasan Gunung Raya dan Kerinci umumnya, mayarakat kini meneruskan pemberlakuan hukum adat yang kuat dalam upaya menjaga hutan dan lingkungannya," katanya.
Pihaknya juga membantu petugas polisi kehutanan melakukan patroli dan pengawasan tehadap segala upaya perambahan dan perusakan seperti penebangan, perburuan satwa seperti harimau, tenuk, kijang dan rusa, kambing gunung, atau penjeratan burung langka seperti enggang, belibis, kuwau, ayam hutan dan lainnya serta dari aksi pencurian tanaman langka endemik seperti kantong semar, bunga raksasa Raflesia, dan anggrek.
Sebagai seorang pramuwisata dan fotografer, Zaid juga telah menjadi pelopor wisata peduli kelestarian lingkungan dengan mengembangkan paket wisata petualangan alam serta fotografi alam, dari sampingannya itu kini kepariwisataan di kawasan Gunung Raya semakin berkembang dengan ditandai semakin banyaknya wisatawan mancanegara berdatangan ke kawasan tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
"Saya tidak pernah menduga apa yang kita lakukan terhadap pelestarian hutan adat dan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di kawasan Gunung Raya diapresiasi oleh Pemkab Kerinci," kata Zaid, mahasiswa semester I Adminsitrasi Negara STIA di Kerinci, Minggu.
Ia mengatakan, penghargaan berupa sertifikat dan tropi itu diserahkan langsung oleh Bupati Kerinci Adi Rozal pada hari pencanangan Tanam Satu Miliar Pohon yang dipelopori oleh negara Bulgaria tersebut.
"Saya menerima penghargan bersama tokoh lainnya yang juga menerima penghargaan serupa pada bidang yang berbeda-beda, ada kelompok wanita terbaik, KBR terbaik, petani tembakau terbaik, hutan adat terbaik, desa peduli hutan terbaik dan lainnya, tapi hanya saya yang secara individu," katanya.
Terkait kriteria, katanya, dirinya terpilih karena dinilai Bupati telah menjadi pelopor bagi kelestarian alam dan lingkungan di Gunung Raya dan sekitarnya, karena posisinya sebagai Ketua Pecinta Alam Pencagura, tokoh pemuda dan remaja, yang juga pramuwisata, dan fotografer, sering melakukan aksi nyata terhadap pelestarian alam lingkungan setempat.
Aksinya antara lain memimpin rekan-rekan komunitas dan generasi muda di desanya melakukan pengelolaan yang peduli lingkungan terhadap berbagai aset wisata Gunung Raya seperti Danau Kaco dan empat danau unik lainnya di dalam kawasan inti TNKS, penjagaan benteng pahlawan Depati Parbo, mengembangkan paket wisata ekologi dan petualangan, serta fotografi dan filmgrafi tentang alam lingkungan yang semuanya dilakukannya secara swadaya dan swadana.
"Bersama komunitas Pencagura dan remaja serta pelajar di desa kita Lempur Lekuk 50 Tumbi, kita sering mengadakan aksi penghiajauan atau penanaman pohon di objek-objek wisata alam yang berada di dalam TNKS dan di sekitar kita seperti di Danau Lingkatm Danau Duo, Danau Nyalo dan Danau Kaco," kata Zaid.
Bahkan, pihaknya secara rutin melakukan aksi pembersihan sampah dari objek-objek wisata alam yang semakin ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara tersebut.
Bahkan Zaid pernah mempelolpori pembibitan 25 ribu pohon surian yang merupakan tanaman khas endemik Kabupaten Kerinci, semua bibit itu didistribusikan kepada para petani di desa-desa sekitarnya secara gratis untuk ditanam di ladang atau di hutan.
Selain itu, pihaknya juga mempelopori penjagaan dan pelestarian hutan adat Lempur Lekuk 50 Tumbi serta TNKS, bersama komunitasnya dan tokoh adat tokoh masyarakat serta masyarakat desa setempat pernah memburu dan menggagalkan upaya perambahan yang dilakukan sekelompok warga dari Bengkulu dan Sumsel dalam kwasan hutan setempat.
"Kita dan masyarakat juga kini semakin menyadari akan arti penting kelestarian lingkungan di kawasan Gunung Raya dan Kerinci umumnya, mayarakat kini meneruskan pemberlakuan hukum adat yang kuat dalam upaya menjaga hutan dan lingkungannya," katanya.
Pihaknya juga membantu petugas polisi kehutanan melakukan patroli dan pengawasan tehadap segala upaya perambahan dan perusakan seperti penebangan, perburuan satwa seperti harimau, tenuk, kijang dan rusa, kambing gunung, atau penjeratan burung langka seperti enggang, belibis, kuwau, ayam hutan dan lainnya serta dari aksi pencurian tanaman langka endemik seperti kantong semar, bunga raksasa Raflesia, dan anggrek.
Sebagai seorang pramuwisata dan fotografer, Zaid juga telah menjadi pelopor wisata peduli kelestarian lingkungan dengan mengembangkan paket wisata petualangan alam serta fotografi alam, dari sampingannya itu kini kepariwisataan di kawasan Gunung Raya semakin berkembang dengan ditandai semakin banyaknya wisatawan mancanegara berdatangan ke kawasan tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014