Jambi (ANTARA Jambi) - Sebanyak 14 orang warga Jambi meninggal akibat
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama kurun waktu satu tahun, kata Kepala
Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi Kaswendi di Jambi, Rabu.
Penyakit DBD menyerang 975 warga di Provinsi Jambi dalam kurun waktu satu tahun terakhir, sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia, 13 orang merupakan warga Kota Jambi, sisanya dua orang warga Kabupaten Batanghari dan satu orang warga Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
"Jumlah itu bisa saja bertambah mengingat laporan untuk Desember belum diterima oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi. Laporan yang masuk per November 2014," kata Kaswendi.
Kasus DBD terbesar di Provinsi Jambi adalah Kota Jambi, yakni sebanyak 538 kasus, di Kabupaten Batanghari ditemukan 191 kasus, di Kabupaten Muarojambi sebanyak 49 kasus, Tanjung Jabung Barat 88 kasus dan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditemukan 39 kasus.
Sedangkan di Kabupaten Bungo ditemukan 40 kasus, Tebo 12 kasus, Sarolangun 10 kasus, Merangin lima kasus dan di Kabupaten Kerinci tiga kasus. Sementara di Kota Sungai Penuh tidak ditemukan warga yang terkena DBD selama tahun 2014.
"Apabila dibandingkan tahun 2013 lalu, kasus DBD di Provinsi Jambi mengalami peningkatan, tahun 2013 hanya ditemukan 638 kasus, namun jumlah yang meninggal menurun jika dibandingkan tahun ini, tahun lalu penderita DBD yang meninggal sebanyak 18 orang," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tahun 2014 angka kesakitan di Provinsi Jambi sebesar 28,6 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian 1,4 persen. Sedangkan tahun 2013, angka kesakitan 19,6 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian sebesar 2,8 persen, terbanyak tetap di Kota Jambi.
Untuk itu, ia meminta masyarakat di Provinsi Jambi untuk mewaspadai DBD, terutama Kota Jambi. Ia menilai pemberantasan jentik nyamuk di Provinsi Jambi belum maksimal. Apalagi hanya menggunakan sistem fogging (pengasapan), karena sistem itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak membunuh jentik-jentik nyamuk.
Cara yang paling efektif untuk mengurangi DBD adalah dengan memberantas sarang nyamuk, terutama di lingkungan terdekat, sebab penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aides Aegypti.
"Pengendalian nyamuk dan menghindari DBD tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi, yaitu lingkungan sekitar harus bersih dan memberantas sarang nyamuk," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Penyakit DBD menyerang 975 warga di Provinsi Jambi dalam kurun waktu satu tahun terakhir, sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia, 13 orang merupakan warga Kota Jambi, sisanya dua orang warga Kabupaten Batanghari dan satu orang warga Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
"Jumlah itu bisa saja bertambah mengingat laporan untuk Desember belum diterima oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi. Laporan yang masuk per November 2014," kata Kaswendi.
Kasus DBD terbesar di Provinsi Jambi adalah Kota Jambi, yakni sebanyak 538 kasus, di Kabupaten Batanghari ditemukan 191 kasus, di Kabupaten Muarojambi sebanyak 49 kasus, Tanjung Jabung Barat 88 kasus dan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditemukan 39 kasus.
Sedangkan di Kabupaten Bungo ditemukan 40 kasus, Tebo 12 kasus, Sarolangun 10 kasus, Merangin lima kasus dan di Kabupaten Kerinci tiga kasus. Sementara di Kota Sungai Penuh tidak ditemukan warga yang terkena DBD selama tahun 2014.
"Apabila dibandingkan tahun 2013 lalu, kasus DBD di Provinsi Jambi mengalami peningkatan, tahun 2013 hanya ditemukan 638 kasus, namun jumlah yang meninggal menurun jika dibandingkan tahun ini, tahun lalu penderita DBD yang meninggal sebanyak 18 orang," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tahun 2014 angka kesakitan di Provinsi Jambi sebesar 28,6 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian 1,4 persen. Sedangkan tahun 2013, angka kesakitan 19,6 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian sebesar 2,8 persen, terbanyak tetap di Kota Jambi.
Untuk itu, ia meminta masyarakat di Provinsi Jambi untuk mewaspadai DBD, terutama Kota Jambi. Ia menilai pemberantasan jentik nyamuk di Provinsi Jambi belum maksimal. Apalagi hanya menggunakan sistem fogging (pengasapan), karena sistem itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak membunuh jentik-jentik nyamuk.
Cara yang paling efektif untuk mengurangi DBD adalah dengan memberantas sarang nyamuk, terutama di lingkungan terdekat, sebab penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aides Aegypti.
"Pengendalian nyamuk dan menghindari DBD tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi, yaitu lingkungan sekitar harus bersih dan memberantas sarang nyamuk," katanya.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014