Jakarta (ANTARA Jambi) - Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi meminta agar jangan ada upaya untuk mendeskriditkan orang, termasuk Ketua KPK Abraham Samad terkait dengan pernyataan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
"Siapa pun boleh melakukan apapun asal jangan sampai dalam rangka mendeskridittkan orang," kata Johan di gedung KPK Jakarta, Kamis.
Hari ini, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Abraham Samad melakukan banyak pertemuan dengan para petinggi PDI-P dan Nasional Demokrat (Nasdem) dalam kaitannya dengan proses pencalonan Abraham sebagai calon Wakil Presiden pada pemilu presiden 2014.
"Kalau (yang) disampaikan ternyata benar, ya tentu kami harus melihat sejauh mana dokumen soal rekam jejak itu, apalagi ini adalah lembaga KPK, meskipun yang terlibat ketua KPK, tentu KPK (akan) terlibat di sana," tambah Johan.
Hasto mengungkapkan bahwa keikutsertaan Abraham dalam pertemuan dengan petinggi PDIP dan Nasdem adalah karena inisiatif stafnya.
"Kami harapkan untuk berani mengakui bahwa banyak pertemuan yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses pencalonan beliau sebagai calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014 yang lalu adalah benar dan hal tersebut atas inisiatif tim sukses dari bapak Abraham Samad yang berinisial D," kata Hasto.
Hasto juga merekomendasikan pembentukan Komite Etik KPK dalam menanggapi hal ini. "Merekomendasikan kepada KPK untuk membentuk Komite Etik," tambah Hasto.
Ia mengaku dirinya adalah saksi dan sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan saksi pertemuan-pertemuan tersebut.
"Saya pribadi, Hasto Kristiyanto, bapak Hendropriyono dan beberapa saksi yang kami miliki yang di antaranya saat ini menduduki posisi sebagai menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK siap memberikan keterangan sebagai saksi," ungkap Hasto.
Namun belum ada pimpinan KPK yang berkomentar mengenai kemungkinan pembentukkan Komite Etik tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
"Siapa pun boleh melakukan apapun asal jangan sampai dalam rangka mendeskridittkan orang," kata Johan di gedung KPK Jakarta, Kamis.
Hari ini, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Abraham Samad melakukan banyak pertemuan dengan para petinggi PDI-P dan Nasional Demokrat (Nasdem) dalam kaitannya dengan proses pencalonan Abraham sebagai calon Wakil Presiden pada pemilu presiden 2014.
"Kalau (yang) disampaikan ternyata benar, ya tentu kami harus melihat sejauh mana dokumen soal rekam jejak itu, apalagi ini adalah lembaga KPK, meskipun yang terlibat ketua KPK, tentu KPK (akan) terlibat di sana," tambah Johan.
Hasto mengungkapkan bahwa keikutsertaan Abraham dalam pertemuan dengan petinggi PDIP dan Nasdem adalah karena inisiatif stafnya.
"Kami harapkan untuk berani mengakui bahwa banyak pertemuan yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses pencalonan beliau sebagai calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014 yang lalu adalah benar dan hal tersebut atas inisiatif tim sukses dari bapak Abraham Samad yang berinisial D," kata Hasto.
Hasto juga merekomendasikan pembentukan Komite Etik KPK dalam menanggapi hal ini. "Merekomendasikan kepada KPK untuk membentuk Komite Etik," tambah Hasto.
Ia mengaku dirinya adalah saksi dan sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan saksi pertemuan-pertemuan tersebut.
"Saya pribadi, Hasto Kristiyanto, bapak Hendropriyono dan beberapa saksi yang kami miliki yang di antaranya saat ini menduduki posisi sebagai menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK siap memberikan keterangan sebagai saksi," ungkap Hasto.
Namun belum ada pimpinan KPK yang berkomentar mengenai kemungkinan pembentukkan Komite Etik tersebut.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015