Jambi (ANTARA Jambi) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi mendesak kepolisian segera menangkap pelaku pembunuhan Indra Pelani (22) petani Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi yang dibunuh tujuh petugas pengamanan PT WKS.

"Sejak terbunuhnya Indra oleh ketujuh petugas keamanan PT WKS sampai saat ini pelaku belum tertangkap setelah melarikan diri usai melakukan aksinya dan kami mendesak polisi bisa menangkap pelaku" kata Direktur Walhi Jambi, Musri Nauli di Jambi Senin.

Nauli, dalam jumpa pers nya di Kantor Walhi Jambi, juga mengatakan sangat prihatin atas kejadian sadis dan biadab yang dilakukan oleh petugas keamanan perusahaan anak perusahaan Sinar Mas Gruop itu.

Walhi Jambi menilai dalam kasus ini dikategorikan pembunuhan berencana dan tidak ada toleransi dalam mengungkap kasus itu agar diselesaikan secara hukum dan benar-benar yang seadil-adilnya.

"Kasus ini merupakan pekerjaan rumah besar terhadap Kapolda dan Kapolres Tebo untuk bertanggungjawab dalam mengungkap pelaku dan motif pembunuhannya secara transparan kepada publik," kata Musri Nauli yang pengacara itu.

Kasus ini merupakan bentuk kejahatan yang luar biasa dan kami Walhi Jambi minta Komnas HAM agar turun ke Jambi mengusut kasus itu.

Kemudian lagi minta kepada perusahaan dapat memberikan mempertanggungjawabkannya karena ketujuh pelaku pembunuhan itu kabur sampai
saat ini dan belum ada yang diamankan.

Kemudian lagi, Nauli juga menyatakan dalam kasus ini sudah pasti pembunuhan berencana karena dugaan kuat dalam kasus ini ditemukan fakta yang mengarah kepada unsur berencana.

Walhi Jambi yang menjadi pendamping kelompok Serikat Tani Tebo, termasuk juga bahwa korban Indra Pelani (22) warga Dusun Pelayang Tepat, Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi sebagai koordinator untuk warga dalam menyelesaikan konflik lahan yang terjadi antara petani dengan PT WKS.

Korban Indra saat ditemukan mayatnya pasca dibunuh dan dibuang oleh ketujuh pelaku, saat ditemukan mengalami luka empat tusukan dibagian kepala dan disekujur tubuh luka sayatan senjata tajam.

Kemudian lagi saat ditemukan korban dalam kondisi tangan dan kakinya diikat
pakai tali sedangkan mulut diikat pakai baju korban yang mana kepala korban Indra terbenam didalam rawa-rawa.

Kemudian lagi pihak Walhi yang mendampingi warga membantah warga yang berjumlah 30 orang merusak atau membakar pos pasca kejadian di lokasi itu.

Warga hanya mengamankan senjata tajam dari pos keamanan di distrik tersebut dan mengambil rekaman CCTV sebagai barang bukti dan sudah diserahkan ke Polres Tebo.

Walhi mencatat bahwa korban merupakan koordinator keamanan dari Serikat Tani
Tebo (STT) dan tokoh pemuda setempat.

Perselisihan antara PT WKS tersebut dengan masyarakat masalah konflik lahan seluas 3.700 hektare dan di kelompok STT hanya 1.500 ha di Desa Lubuk Madrasah terdiri atas 300 KK dan yang sudah membuat rumah disana ada 100 KK disana dan
sudah diakui menjadi RT disana sejak 2006.

Pada 2013 warga memberikan memandat kepada Walhi untuk menyelesaikan kasus ini dengan PT WKS untuk mengembalikan lahan seluas 1.500 ha itu diserahkan kepada warga atau petani.

Sementara itu Humas PT WKS, Taufik Qurochman, saat dikonfirmasi mengatakan yang melakukan penganiayaan tersebut adalah petugas keamanan yang bekerja untuk PT Manggala Cipta Persada (MCP) dan ditugaskan di wilayah PT WKS.

Sejauh ini, kata Taufik, pihaknya belum mengetahui penyebab pengeroyokan
tersebut dan  masih dilakukan investigasi oleh pihak berwajib dan kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk bersama-sama menelusuri penyebab kejadian tersebut kemudian mencari solusi, dan mencari pelakunya.

Lebih lanjut Taufik mengatakan, pihaknya juga menyampaikan bela sungkawa yang
sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan kami telah mengirim tim khusus menemui keluarga korban untuk memberikan bantuan moril maupun materil.

PT WKS juga menyesalkan adanya kejadian tersebut dan siap bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini.

"Kami juga mendesak PT MCP untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim keamanan mereka dan melakukan tindakan yang diperlukan," kata Taufik. (Ant)

Pewarta: Nanang Mairiadi

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015