Jambi (ANTARA Jambi) - Sebagian warga Kota Jambi mungkin akan meninggalkan ketek atau perahu bermotor sebagai salah satu moda transportasi andalan untuk mengangkut mereka menyeberangi Sungai Batanghari dari taman Ancol menuju kawasan Sebrang.

Ketek atau di daerah lain ada yang menggunakan getek (rakit), yang merupakan sarana transportasi warga untuk menyeberangi sungai itu, bebannya akan berkurang setelah pemerintah membangun jembatan Pedestrian yang dirancang khusus bagi pejalan kaki.

Jembatan Pedestrian akan menghubungkan taman Tanggo Rajo dengan Menara Gentala Arasy sebagai ikon baru provinsi itu yang diharapkan juga dapat menarik arus kunjungan wisatawan.

Jembatan Pedestrian dibangun dengan konsep konstruksi cable stayed yang ditopang oleh beberapa tiang pancang setinggi 60 meter.

Pembangunan jembatan pedestrian menghabiskan APBD Provinsi Jambi sebesar Rp77 miliar, pembangunannya dilakukan secara bertahap dimulai sejak 1 Oktober 2012 hinggal 1 Oktober 2014.

Panjang total jembatan mencapai 503 meter, terdiri dari bentang utama sepanjang 308 meter dan bentang pendekat 195 meter. Untuk lantai jembatan adalah beton precast, dengan lebar lantai 4,5 meter.

Rangka baja di bagian utama dan pendekat mengunakan baja satu girder, sedangkan dua pylon jembatan memiliki tinggi pile cap 2,5 meter dengan ketinggian dua pylon itu 64 meter.

Sementara jenis kabel stayed (penahan) di dua tiang yakni spiral strand buatan Italia. Total panjang kabel di jembatan Pedestrian mencapai 4.618,568 meter, terdiri dari 80 potong.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan, mengatakan kabel itu terbagi 80 potong, satu kabel mampu menahan beban 600 kilonewton.

Jembatan itu juga diyakininya mampu menahan beban hidup dan beban mati serta beban kejut, kalkulasinya yakni satu meter mampu menahan 200 kilogram permeter bujur sangkar.

Jembatan Pedestrian Jambi dikoneksikan dengan Menara Gentala Arasy yang berdiri di kota Sebrang Jambi.

Setelah berjalan melewati jembatan maka pengunjung akan langsung bertemu Menara yang lengkapi dengan museum.

Menara Gentala Arasy dibangun dengan tinggi 85 meter, di atas menara terdapat sebuah jam besar layaknya jam gadang di Sumatera Barat.

Untuk mencapai puncak menara bisa diakses dengan menggunakan lift, di bagian dasar bangunan menara terdapat museum tentang sejarah Islam di Jambi.

Lingkungan di sekitar Menara Gentala Arasy juga akan dibangun sentra wisata kuliner lengkap dengan restoran terapung yang siap memuaskan pengunjung dengan sajian kuliner khas Jambi.

Sedangkan aksesoris jembatan Pedestrian dianggarkan Rp12,5 miliar dan mulai dikerjakan tahun ini. Aksesoris itu merupakan bangunan pelengkap seperti lampu jembatan jenis HED dan penutup tiang jembatan.
   
Wisata Sungai Batanghari

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan pihaknya akan  mengembangkan wisata Sungai Batanghari sebagai upaya untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan pada masa mendatang.

Wisatawan akan nyaman menikmati sunset di kawasan wisata bantaran sungai Batanghari yang menjadi kebanggaan masyarakat Jambi ini sambil menyantap sate padang dan jagung bakar.

Menurut Gubernur, ke depan kawasan Tanggo Rajo bakal ditata sehingga lebih nyaman dan mampu menarik wisatawan untuk bersantai dan melepas penat menikmati pemandangan Sungai Batanghari.

"Ke depan kita mengembangkan wisata Sungai Batanghari, apalagi dengan adanya jembatan pedestrian dan Menara Gentala Arasy dengan museum di bawahnya," kata dia.

Pemprov Jambi juga bakal memasang lampu di Gentala Arasy untuk mempercantik dan memperindah pemandangan jembatan yang didesain menyerupai huruf S ini.

Jembatan ini menambah referensi masyarakat Jambi dan wisatawan luar untuk berekreasi diyakini juga akan menggeliatkan perekonomian masyarakat.

"Kita harapkan ekonomi masyarakat berkembang, mereka memanfaatkan suasana, banyak dagangan yang laku, saya pikir juga nanti di Gentala Arasy semakin ramai, setiap sore banyak orang ke sana," kata gubernur.

Di pihak lain, Hasan Basri Agus juga mengaku pembangunan jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy itu terjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.

"Sebagian masyarakat mengatakan pembangunan jam menara dan fasilitas lainnya itu adalah pemborosan. Kalau dinilai dalam jangka pendek, memang benar," katanya.

Namun, gubernur menyatakan jika memandang jauh ke depan, maka setiap kota butuh ikon dan kebanggaan bagi warganya sendiri. Jadi pembangunan ini akan dinikmati generasi mendatang.

Seorang warga, Udin, mengatakan bahwa pembangunan jembatan Pedestrian dan menara Gentala Arasy akan memajukan pariwisata di Jambi.

"Dari segi wisata adalah bentuk kemajuan Jambi, tapi jelas akan memengaruhi penghasilan pemilik 'ketek'. Sebab nantinya orang-orang yang ingin ke kota Sebrang cukup dengan berjalan kaki saja," kata Udin.

Sementara warga Tanjung Johor Sebrang Jambi, Fitri, mengaku senang dengan dibangunnya jembatan yang melintasi Sungai Batanghari ini.

"Jembatan ini sangat menarik, selain sebagai ikon Jambi, masyarakat juga bisa melepas penat sambil menikmati sunset dari atas jembatan," katanya.

Apalagi ditopang dengan Menara Gentala Arasy yang dilengkapi museum.

Dengan adanya kawasan cagar budaya Kota Sebrang dan Taman Tanggo Rajo, serta keberadaan Jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy menjadikannya sebagai satu ikon wisata dengan konsep Waterfront City Park.

Objek wisata baru itu ke depan diyakini dapat menarik arus wisatawan dengan kekayaan nilai religi, budaya dan kuliner khas Jambi. (Ant)

Pewarta: Azhari/Dodi Sahputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015