Jakarta (ANTARA Jambi) - Narkotika jenis CC4 memiliki efek yang sangat berbahaya, karena pemakainya bisa melakukan bunuh diri, kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso, di Jakarta, Selasa.

"Pemakaian CC4 yang tergolong narkotika golongan I akan berefek halusinasi pada pemakainya. Dalam masa pemakaian yang panjang, pemakai bisa mengalami depresi berat dan menyebabkan bunuh diri," katanya.

CC4 merupakan salah satu barang bukti yang ditemukan di pabrik narkoba milik terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman. "CC4 berbentuk seperti perangko. Kendati demikian, pengaruhnya jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan ekstasi," katanya.

Sebelumnya Freddy Budiman dipinjam ("bon") dari Lapas Kelas 1 Batu, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ke Jakarta untuk diperiksa di Mabes Polri.

Meski berada dalam tahanan, Freddy diketahui menjadi pengendali dalam jaringan narkoba internasional.

Atas keterangan tersangka Freddy, Bareskrim Polri pun berhasil membongkar pabrik narkoba milik pria 38 tahun itu yang berlokasi di Ruko CBD Mutiara, Taman Palem, Cengkareng, Jakbar.

Dari ruko tersebut disita barang bukti berupa 50 ribu butir ekstasi yang diduga dari Belanda, 800 gram sabu-sabu dari Pakistan, 122 lembar narkotika berbentuk perangko (CC4) dari Belgia, 20 telepon seluler, satu buah mesin cetak ekstasi, 25 kilogram bahan baku ekstasi, satu kg bahan pewarna dan 10 kg bahan pelarut.

Freddy tidak bekerja sendiri. Ia bekerja sama dengan 11 tersangka lainnya yakni Yanto, Aries, Latif, Gimo, Asun, Henny, Riski, Hadi, Kimung, Andre dan Asiong. Mereka sudah ditangkap polisi.

Andre diketahui merupakan penghuni Lapas Cipinang, Jaktim, sedangkan Asiong merupakan tahanan Rutan Kelas I Jakpus.

"Jaringan ini dikendalikan dari rutan," katanya.

Sementara seorang WN Belanda bernama Laosan alias Boncel masih dalam pengejaran. (Ant)

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015