Jambi (ANTARA Jambi) - Seorang warga Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, mengalami patah rahang setelah dilibas dengan ekor buaya yang memiliki panjang sekitar tiga meter

"Peristiwa itu terjadi saat kegiatan pembukaan Lubuk Larangan di Desa Kapuk Kecamatan Tabir Ilir, Merangin," kata  seorang tokoh masyarakat setempat Hazwar yang dihubungi dari Jambi, Minggu.

Pembukaan Lubuk Larangan merupakan pesta warga untuk memanen ikan. Pembukaan Lubuk Larangan itu sendiri Wakil Bupati setempat. Warga berlomba-lomba menangkap ikan dengan bermacam-macam alat.

Kejadiannya, 'lukah' yang dipasang warga bukannya berisi ikan, namun buaya. Warga sontak kaget, pesta mencari ikan pun sempat terhenti. Warga akhirnya membawa perangkap ikan yang berisi buaya itu ke daratan.

Awalnya buaya sepanjang tiga meter itu begitu tertangkap hanya diam saja, namun karena ada salah seorang warga yang mengusik dengan mengelus punggungnya, sontak buaya itu menyerang warga tersebut.

Warga yang diketahui bernama Mat Zadam (35) itu langsung dikibas dengan ekor `gergajinya. Akibatnya rahang pria yang katanya pawang buaya itu patah dan mengalami luka serius dibagian muka.

"Tidak satupun warga berani mengusik buaya itu, sebab ketika dikeluarkan dari 'lukah itu', buayanya diam saja. Buaya itu menurut saat dikeluarkan di daratan," kata salah seorang tokoh masyarakat setempat, Hazwar.

Warga juga tidak berani mengikat buaya yang diperkirakan berumur tiga tahun itu, karena sebagian mereka beranggapan buaya itu sang penunggu sungai. Tiba-tiba datang Mat Zadam yang berniat mengajak berdialog buaya tersebut.

Tapi bukanya informasi yang didapat, buaya itu langsung mengkibaskan ekornya. Sontak saja Mat Zadam yang berbadan ramping itu terpelanting sekitar dua meter.

Usai mengibaskan ekornya, buaya itu langsung berjalan berlahan kembali menyebur ke sungai. Saat itu tak seorang warga yang berani menghalangi buaya itu kabur, karena cerita mistik yang beredar buaya adalah penunggu sungai.

Namun Wakil Bupati Merangin, Khafid Moein, sangat menyayangkan buaya itu lepas begitu saja kembali ke sungai. Dikwatirkan buaya itu akan kembali menyerang manusia.

"Saya khawatir, kan buaya itu binatang buas yang kapan saja bisa memangsa manusia," kata Khafid Moein.

Harusnya kata Wabup, buaya itu segera diikat pada bagian mulut, tangan dan kakinya. Dan buaya itu bisa dibawa ke Bangko (Ibukota Merangin) dan akan dipelihara di penangkaran buaya di Dusun Mudo Bangko. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015