Jakarta (ANTARA Jambi) - Satu pesawat latih lanjut T-50 Golgen Eagle buatan Korea Selatan, jatuh saat bermanuver di udara, di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu, di tengah gelaran kedirgantaraan TNI AU.
"Dua pilotnya tidak bisa eject dari dalam pesawat terbang itu. Identitasnya adalah Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono dan Mayor Penerbang Dwi Cahyono," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, di Jakarta, Minggu.
Dia menyatakan segera berangkat ke Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto, Yogyakarta, di mana Gebyar Dirgantara 2015 itu digelar. Gelaran kedirgantaraan ini sebenarnya untuk merayakan HUT ke-70 Hari Penerbang TNI AU, dengan menghadirkan semua jenis dan tipe pesawat terbang militer yang dimiliki TNI AU.
Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono adalah komandan Skuadron Udara 15 TNI AU tempat T-50 Golden Eagle itu bernaung. Mayor Penerbang Dwi Cahyono adalah salah satu pejabat di skuadron udara itu.
Dalam rekaman video detik-detik kejatuhan T-50 Golden Eagle yang dicat warna biru dengan garis akseni kuning itu, pesawat latih lanjut kolaborasi Korean Aeronautics Industry dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu berada di ketinggian.
Masalah mulai muncul saat T-50 Golden Eagle hasil kerja bareng Korean Aeronautics Industry dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu dalam posisi “turun” untuk menuntaskan manuver loop-nya alias membuat lingkaran vertikal besar di udara.
Manuver ini akan diakhiri dengan posisi terbang level (terbang sejajar dengan permukaan Bumi). Namun pesawat terbang militer itu tidak mampu mempertahankan “sikap terbang”-nya, berbelok-belok, untuk kemudian menghunjam Bumi. Asap hitam lalu mengepul dari kejauhan.
Sepanjang 2015 ini, TNI AU telah kehilangan secara total (total loss), lima pesawat terbang militernya, yaitu satu unit C-130B Hercules di Medan, satu F-16 Block 52ID Fighting Falcon di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, dua KT-1B Wong Bee di LIMA, Malaysia, dan satu T-50 Golden Eagle ini.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
"Dua pilotnya tidak bisa eject dari dalam pesawat terbang itu. Identitasnya adalah Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono dan Mayor Penerbang Dwi Cahyono," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, di Jakarta, Minggu.
Dia menyatakan segera berangkat ke Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto, Yogyakarta, di mana Gebyar Dirgantara 2015 itu digelar. Gelaran kedirgantaraan ini sebenarnya untuk merayakan HUT ke-70 Hari Penerbang TNI AU, dengan menghadirkan semua jenis dan tipe pesawat terbang militer yang dimiliki TNI AU.
Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono adalah komandan Skuadron Udara 15 TNI AU tempat T-50 Golden Eagle itu bernaung. Mayor Penerbang Dwi Cahyono adalah salah satu pejabat di skuadron udara itu.
Dalam rekaman video detik-detik kejatuhan T-50 Golden Eagle yang dicat warna biru dengan garis akseni kuning itu, pesawat latih lanjut kolaborasi Korean Aeronautics Industry dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu berada di ketinggian.
Masalah mulai muncul saat T-50 Golden Eagle hasil kerja bareng Korean Aeronautics Industry dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu dalam posisi “turun” untuk menuntaskan manuver loop-nya alias membuat lingkaran vertikal besar di udara.
Manuver ini akan diakhiri dengan posisi terbang level (terbang sejajar dengan permukaan Bumi). Namun pesawat terbang militer itu tidak mampu mempertahankan “sikap terbang”-nya, berbelok-belok, untuk kemudian menghunjam Bumi. Asap hitam lalu mengepul dari kejauhan.
Sepanjang 2015 ini, TNI AU telah kehilangan secara total (total loss), lima pesawat terbang militernya, yaitu satu unit C-130B Hercules di Medan, satu F-16 Block 52ID Fighting Falcon di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, dua KT-1B Wong Bee di LIMA, Malaysia, dan satu T-50 Golden Eagle ini.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015