Jambi (ANTARA Jambi) - Penjabat Gubernur Jambi Irman mengatakan, pemerintah Provinsi Jambi akan memperjuangkan terbangunnya jalur evakuasi untuk warga yang tinggal di sekitar gunung Kerinci di provinsi itu.
Dia mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Jambi bersama Pemda Kabupaten Kerinci akan segera memperjuangkan untuk mendapatkan izin dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pembangunan jalan evakuasi bagi masyarakat di sekitar gunung berapi aktif itu.
"Berkaitan dengan perlindungan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar gunung Kerinci, maka pemerintah akan memperjuangkan pembangunan jalur evakuasi itu," kata gubernur saat menghadiri paripurna istimewa dalam rangka memperingati HUT ke-59 Provinsi Jambi di Jambi, Rabu.
Bupati Kerinci Adi Rozal mengatakan, jalur evakuasi bencana alam Kerinci sangat mendesak. Pihaknya telah mengirim surat permintaan jalur evakuasi ke Kementerian LHK karena jalur evakuasi harus menerobos Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Dia menyebut usulan jalur evakuasi bencana alam ini sudah dua kali diajukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pertama pada 28 Maret 2011 dan 31 Agustus 2012. Ada tiga jalur evakuasi bencana alam yang diusulkan pada waktu itu, namun belum disetujui oleh kementerian.
Tiga jalur itu adalah jalur Desa Pelompek di Kabupaten Kerinci hingga Lubuk Mengkuang di Kabupaten Bungo. Jalur Desa Lempur hingga Renah Kemumu di Kabupaten Merangin, serta jalur Desa Lempur di Kerinci hingga Sungai Ipuh Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu.
"Jalur evakuasi yang kita usulkan sekarang dari Kerinci hingga Kabupaten Bungo," kata Adi Rozal.
Warga yang ada di kaki gunung Kerinci terdiri dari empat kecamatan dengan jumlah jiwa 85 ribu. Ia sangat berharap pembangunan jalur evakuasi disetujui dan selesai tahun 2016.
Sementara itu, Anggota DPRD Dapil Kerinci Gusrizal mengatakan, jalur evakuasi bencana alam itu harus disetujui oleh Kementerian LHK. Jika tidak, sama saja membuat kuburan besar di Kabupaten Kerinci.
"Ketika gunung Kerinci meletus, mereka mau dilarikan ke mana. Kerinci ini adalah daerah rawan bencana. Kami sangat berharap ini disetujui," kata Gusrizal.
Pengusulan jalur evakuasi selama ini, menurut dia terkendala di Bupati Merangin. Ada penolakan jalur yang melewati Merangin. Namun saat ini sedang dalam proses yang dilakukan Pemerintah Kerinci.
"Jika tidak dibuat tentu membuat warga Kerinci was-was. Apalagi sekarang musim gunung meletus," katanya.
Dia menambahkan, bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, kapan saja bisa terjadi di Kabupaten Kerinci yang terletak sekitar 410 kilometer bagian barat ibu kota Provinsi Jambi karena daerah itu merupakan daerah sabuk api Pasifik (Pacific Ring of Fire). (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
Dia mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Jambi bersama Pemda Kabupaten Kerinci akan segera memperjuangkan untuk mendapatkan izin dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pembangunan jalan evakuasi bagi masyarakat di sekitar gunung berapi aktif itu.
"Berkaitan dengan perlindungan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar gunung Kerinci, maka pemerintah akan memperjuangkan pembangunan jalur evakuasi itu," kata gubernur saat menghadiri paripurna istimewa dalam rangka memperingati HUT ke-59 Provinsi Jambi di Jambi, Rabu.
Bupati Kerinci Adi Rozal mengatakan, jalur evakuasi bencana alam Kerinci sangat mendesak. Pihaknya telah mengirim surat permintaan jalur evakuasi ke Kementerian LHK karena jalur evakuasi harus menerobos Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Dia menyebut usulan jalur evakuasi bencana alam ini sudah dua kali diajukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pertama pada 28 Maret 2011 dan 31 Agustus 2012. Ada tiga jalur evakuasi bencana alam yang diusulkan pada waktu itu, namun belum disetujui oleh kementerian.
Tiga jalur itu adalah jalur Desa Pelompek di Kabupaten Kerinci hingga Lubuk Mengkuang di Kabupaten Bungo. Jalur Desa Lempur hingga Renah Kemumu di Kabupaten Merangin, serta jalur Desa Lempur di Kerinci hingga Sungai Ipuh Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu.
"Jalur evakuasi yang kita usulkan sekarang dari Kerinci hingga Kabupaten Bungo," kata Adi Rozal.
Warga yang ada di kaki gunung Kerinci terdiri dari empat kecamatan dengan jumlah jiwa 85 ribu. Ia sangat berharap pembangunan jalur evakuasi disetujui dan selesai tahun 2016.
Sementara itu, Anggota DPRD Dapil Kerinci Gusrizal mengatakan, jalur evakuasi bencana alam itu harus disetujui oleh Kementerian LHK. Jika tidak, sama saja membuat kuburan besar di Kabupaten Kerinci.
"Ketika gunung Kerinci meletus, mereka mau dilarikan ke mana. Kerinci ini adalah daerah rawan bencana. Kami sangat berharap ini disetujui," kata Gusrizal.
Pengusulan jalur evakuasi selama ini, menurut dia terkendala di Bupati Merangin. Ada penolakan jalur yang melewati Merangin. Namun saat ini sedang dalam proses yang dilakukan Pemerintah Kerinci.
"Jika tidak dibuat tentu membuat warga Kerinci was-was. Apalagi sekarang musim gunung meletus," katanya.
Dia menambahkan, bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, kapan saja bisa terjadi di Kabupaten Kerinci yang terletak sekitar 410 kilometer bagian barat ibu kota Provinsi Jambi karena daerah itu merupakan daerah sabuk api Pasifik (Pacific Ring of Fire). (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016