Jambi (ANTARA Jambi) - Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Jendral Kerja Sama Ekonomi ASEAN memberikan pemahaman tentang masyarakat ekonomi ASEAN kepada sejumlah pelaku usaha di Kota Jambi untuk meningkatkan daya saing pada era pasar bebas.

"Intinya kami ke sini memberikan pemahaman tentang MEA, karena kami melihat potensi yang luar biasa dari perkembangan usaha di Jambi," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kemenlu Ina Krisnamurthi usai memberikan pemahaman MEA di Jambi, Rabu.

Pemahaman tersebut diberikan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di kota tersebut bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Jambi.

"Kita tidak boleh takut dan kalah pada MEA, justru dengan MEA ini malah menjadi peluang untuk kita. Dengan pemahaman yang kita berikan nantinya bisa diimplementasikan untuk meningkatkan daya saing produk ungulan," katanya.

Ina Krisnamurthi mengatakan, pada pemahaman tersebut belum bisa merangkul seluruh produk di Jambi pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu dalam pemahaman tentang pasar bebas itu ada satu produk  unggulan Jambi yakni batik yang dinilai mempunyai daya saing yang besar.

"Di Jambi kami pilih satu produk unggulan batik karena kami memandang batik ini bisa menjadi produk unggulan di Jambi. Apalagi batik juga sudah diakui oleh dunia internasional bahwa itu produk dan kekayaan budaya Indonesia," katanya menjelaskan.

Menurutnya, produk-produk yang dihasilkan dari pelaku-pelaku usaha di Jambi seharusnya sudah bisa bersaing dengan produk luar negeri dengan catatan kualitas dan inovasi produk itu juga harus ditingkatkan.

"Tidak hanya di Jambi bahkan secara nasional produk-produk kita sebenarnya bisa bersaing, tapi memang yang harus disadari produknya itu tidak hanya dari segi kualitas saja, namun kuantitas, inovasi dan kreatifitas juga harus dikembangkan," katanya menjelaskan.

Dia menyebut mayoritas pelaku usaha sudah paham terhadap pasar digital (e-comerce) diera teknologi informasi tersebut, namun pelaku usaha belum melihat bahwa pasar digital bisa menjadi alat dalam mengembangkan usaha.

"Pemahaman terhadap digital ekonomi itu sudah ada, tapi pelaku usaha belum tahu kalau itu bisa jadi modal yang luar biasa dalam memasarkan produk. Sebab itu kita dorong mereka berinovasi," katanya menambahkan.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Jambi, Yuliana Fasha mengatakan, pelaku usaha di Jambi selama ini banyak yang menanyakan dan takut terkait diberlakukannya MEA sejak awal 2016, dengan adanya pemahaman ini diharapkan dapat membangkitkan inovasi mereka.

"Pemahaman tersebut diberikan supaya pelaku usaha merasa ketakutan tanpa alasan, dan kita dorong supaya mereka berinovasi meningkatkan daya saing produknya," kata Yuliana.

Dia mengatakan, setelah ada pemahaman MEA, pihaknya berharap pelaku usaha lebih memacu inovasinya dalam pasar bebas ASEAN tersebut sebab dengan pemahaman tadi pelaku usaha menjadi tahu bahwa MEA itu bisa menjadi peluang bagi produk unggulan Jambi.

"Justru bisa menjadi peluang, tapi dengan catatan produk yang kita miliki itu harus lebih berinovasi dan memiliki daya saing yang tinggi," kata Yuliana. (Ant)

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016