Jambi, Antarajambi.com - Majelis Ulama Indonesia Kota Jambi, meminta masyarakat Muslim tidak mudah terprovokasi, dan jangan memusuhi umat Buddha terkait kasus kekerasan pasukan keamanan Pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya.

"Kami minta masyarakat supaya tidak mudah terpengaruh dan jangan bertindak yang menyalahi aturan, karena Islam tidak mengajarkan permusuhan," kata Ketua MUI Kota Jambi Tarmizi Sibawaihi di Jambi, Jumat.

Menurutnya, peristiwa yang menimpa kelompok minoritas etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, menjadi pelajaran bagi seluruh umat beragama bahwa tidak boleh ada penindasan dan kezaliman, yang ada harus persaudaraan.

"Peristiwa itu menjadi pelajaran bahwa ketentuan hidup sebagai masyarakat yang penuh dengan persatuan harus kita jaga di Negara Indonesia kita ini," katanya.

Ratusan umat Islam menggelar shalat Jumat yang dilanjutkan doa di Lapangan Balaikota Jambi untuk etnis Rohingya yang sedang dilanda krisis kemanusiaan.

Setelah doa bersama, ada peryataan sikap dari umat Buddha yang mengecam dan mengutuk tindakan Pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya.

"Pernyataan sikap itu sangat kami hargai, namun kami juga meminta ada tindak lanjutnya, misalnya ada utusan umat Buddha yang langsung datang ke Myanmar untuk menghentikan segala bentuk kekerasan itu," kata Tarmizi.

Selain itu kalangan umat Buddha dan umat Muslim beberapa waktu yang lalu juga bersama-sama menggalang dana bantuan yang akan disalurkan ke Myanmar melalui lembaga resmi Pemerintah Indonesia.

Sementara itu, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengimbau masyarakat untuk berdoa agar kekerasaan dan penderitaan terhadap etnis Rohingya dapat segera berakhir.

"Saya mengimbau imam-imam di masjid dan mushala, agar diakhir salat berjamaah untuk sama-sama melaksanakan doa qunut nazilah," kata Syarif Fasha.


Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017