Jakarta, Antarajambi.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 51 poin menjadi Rp13.559 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.610 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS mengalami pelemahan terhadap mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul kabar di pasar Presidan AS Donald Trump cenderung memilih Jerome Powell sebagai ketua The Fed berikutnya.

"Dolar AS melemah karena beredar kabar Trump lebih memilih Jerome Powell yang merupakan figur dovish sebagai pengganti Janet Yellen di kursi Ketua The Fed," katanya.

Ia menambahkan bahwa kuatnya Jerome Powell sebagai pengganti Yellen juga cukup membebani imbal hasil obligasi Amerika Serikat dan pada akhirnya menekannya dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.

Kendati demikian, lanjut dia, sentimen eksternal itu belum cukup kuat menopang rupiah dalam jangka panjang mengingat keputusan Ketua The Fed selanjutnya belum final.

Analis Bnaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah yang bervariasi menjadi salah satu faktor yang menghambat apresiasi rupiah lebih tinggi.

"Saat ini, sentimen eksternal cenderung mendominasi arah pergerakan nilai tukar domestik," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,26 persen menjadi 53,76 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,02 persen menjadi 60,45 dolar AS per barel.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (30/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.580 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.630 per dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017